jpnn.com, SULAWESI SELATAN - Organisasi Pangan dan Pertanian yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tertarik dengan produktivitas hasil bumi Indonesia.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, organisasi yang populer dengan nama FAO itu, penasaran dengan keberhasilan pangan Indonesia.
BACA JUGA: Di Sulsel, Modal Rp 1 Miliar Bisa jadi 3 Triliun
Sebab, Indonesia sudah tidak lagi impor beras untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sejak tahun 2016.
Hal itu disampaikan Mentan Amran dalam acara peluncuran program ketahanan pangan, tanaman pangan, hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2017 di Kantor Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, Jumat (17/3)
BACA JUGA: Inilah Bentuk Dukungan Menristek untuk Sektor Pertanian
"Dan, baru saja menteri Malaysia, Vietnam, mengapresiasi kita. Terakhir dua malam lalu, dari FAO mereka mengapresiasi Indonesia meningkatkan produksi pertanian tanpa impor," ujar Amran.
Dia menambahkan, FAO bahkan meminta agar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan strategi tersebut. Hal ini untuk menjadi bahan pelajaran terhadap negara-negara lainnya.
BACA JUGA: Menteri Amran Punya Tantangan Serius untuk Guru Besar
Di samping itu, Amran menyampaikan terima kasih kepada semua petani dan dinas pertanian yang berupaya memaksimalkan serap gabah. Dua tahun lebih kerja keras Kementerian Pertanian terbayar karena Indonesia tidak lagi impor beras.
"Terasa dua tahun lewat, hampir tiga tahun, lelah kita terbayar sudah. Negara lain mengapresiasi kita, beras kita tidak impor. Bawang kita tidak impor, bahkan kita sudah ekspor.
“Kemudian jagung produksi terbesar sepanjang sejarah termasuk Sulawesi Selatan. Dulu (jagung) kita impor dari Argentina dengan Amerika 3-4 juta ton. Tahun 2016, turun impor kita 3 juta. Mudah-mudahan tahun ini kita sudah swasembada pangan," ungkapnya.(Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Dorong Kampus Berinovasi di Sektor Pertanian
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga