jpnn.com, JAKARTA - Indonesia telah menjadi negara yang mencapai penurunan angka inflasi bahan makanan tertinggi di dunia, melampaui negara maju seperti Jerman, Kanada, Belanda serta Jepang. Termasuk juga beberapa negara tetangga.
Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman optimistis Indonesia bisa mengalahkan negara lain, termasuk Amerika Serikat.
BACA JUGA: Kementan Tetapkan 7 Calon Varietas Unggul Padi Tipe Khusus
"(Indonesia) melompati 12 negara. Yang menarik adalah Netherland (Belanda) kita lompati, Jerman, Kanada, Jepang, Emirat Arab, Filipina, Malaysia, semua yang jagoan," ujar Amran mengutip laporan Food and Agriculture (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) tahun 2019 ini.
Berdasarkan laporan FAO, inflasi pangan Indonesia yang pada tahun 2013 sebesar 11,71 persen, turun drastis menjadi 1,26 persen pada tahun 2017. Dibandingkan negara-negara lain peringkat inflasi Indonesia membaik dari nomor 3 tertinggi di dunia menjadi nomor 15. Lebih baik dari Inggris, Malaysia, Jerman, Belanda, Jepang dan Amerika Serikat.
BACA JUGA: Kementan Wacanakan Kebijakan Wajib Tanam Kedelai untuk Importir
Amran meyakini dengan berbagai program unggulan dan upaya yang dilakukan, Indonesia bisa menempati peringkat nomor 1 penurunan tinggi inflasi mengalahkan Thailand.
"Nah ini (saya harap) nanti mengalahkan Amerika, Thailand dan kita akan geser semua. Amerika kita bisa kalahkan, ini kan 12 negara itu langsung kita patahkan. Kalau kita lompat kita usahakan nomor 1 dunia," pungkas Amran.
BACA JUGA: Kementan: Impor 731 Ribu Ton Jagung 2018 untuk Industri, Bukan untuk Pakan
Bagaimana bisa melampaui capaian negara Thailand yang memiliki tingkat inflasi hanya sebesar 0,20 persen? Menurut Mentan yaitu terus meningkatkan produksi komoditas hasil tani strategis. Dengan begitu, Indonesia akan semakin mandiri dalam hal pemenuhan bahan pangan. Dan bila produksi lebih dari cukup, pemerintah dapat lebih mudah mengendalikan stabilitas harga bahan pangan.
"Karena kenapa? Ini akan kesulitan sekarang, melempar bawang dulu ke Indonesia tidak bisa, pasti produksinya anjlok petaninya kan, nah nanti dia kekurangan (stok bawang) harga dia naik, karena lemparannya Thailand ke Indonesia, makanya aku yakin kita kalahkan nanti," tutur Amran.
Rendahnya angka inflasi pangan, menurut Amran akan berkontribusi pada rendahnya angka inflasi umum, dan pertumbuhan perekonomian Indonesia. "Ini (pangan) posisi nomor satu menyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia dan inflasi," kata Amran.
Rapor Bagus dari BPS
Selama empat tahun terakhir, khususnya pada rentang waktu 2014 hingga 2017, sektor pertanian Indonesia memang mengalami penurunan inflasi cukup signifikan. Seperti yang kerap disampaikan Mentan Amran dalam berbagai kesempatan, bahwa capaian penurunan inflasi mencapai angka 1,26 persen pada 2017 lalu. Menurutnya, angka tersebut merupakan capaian 'pertama' dalam sejarah kementerian yang dipimpinnya.
"Ini menarik, prestasi mungkin pertama dalam sejarah republik ini, inflasi bahan makanan, kami (sejak) serah terima jabatan (angka inflasi dari) 10 persen (turun) menjadi 1 persen," ujar Amran.
Selain laporan FAO, penurunan itu juga teramati dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS). Bahwa pada 2014 lalu angka inflasi mencapai 10,57 persen. Kemudian mengalami penurunan sebanyak 88 persen hingga menyentuh angka 1,26 persen pada 2017. Bagi Amran ini capaian ini semacam “rapor bagus” dari BPS. "Inilah rohnya pertanian, inilah rapornya pertanian, selesai," jelas Amran
Sambil terus berpacu untuk mempertahankan dan memperbaiki angka inflasi pangan, Kementan melakukan penyempurnaan dalam program kerjanya di bidang Regulasi serta Penataan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Manajemen.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kinerja Kementan Dipuji dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh