jpnn.com, JAKARTA - Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO), Dimas Syailendra, mengatakan Indonesia perlu upaya pencegahan yang mengedepankan prinsip kesadaran risiko melalui pendekatan pengurangan bahaya tembakau supaya lebih efektif dalam menekan prevalensi perokok.
Salah satunya dengan memaksimalkan produk tembakau alternatif yang telah terbukti secara kajian ilmiah memiliki risiko yang lebih rendah.
BACA JUGA: RPP UU Kesehatan Zat Adiktif Dinilai Membunuh Petani Tembakau Secara Perlahan
“Ada berbagai upaya menurunkan jumlah perokok, seperti berhenti merokok atau menggunakan produk tembakau alternatif. Pemerintah Indonesia dapat merujuk keberhasilan beberapa negara maju seperti Inggris, Jepang, dan Swedia yang memaksimalkan produk tersebut untuk membantu perokok beralih dari kebiasaannya,” ujar Dimas.
Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau vape, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, bisa menjadi opsi bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaannya.
BACA JUGA: Produk Tembakau Alternatif bisa Jadi Opsi Mengatasi Masalah Rokok di Indonesia
Dimas menyatakan produk tersebut memiliki risiko 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.
Sebagai langkah awal dalam pemanfaatan produk tembakau alternatif, Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (AKVINDO), Paido Siahaan, mengatakan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait seperti kementerian/lembaga (K/L), perguruan tinggi, akademisi, pelaku usaha, dan komunitas perlu memberikan edukasi bagi masyarakat, khususnya perokok dewasa, mengenai informasi yang akurat tentang produk tersebut.
BACA JUGA: Pengembangan Pertamina Sustainable Energy Center di IKN Disambut Baik
Informasi tersebut bisa memperkuat kepercayaan bagi perokok dewasa untuk beralih ke produk rendah risiko ini.
Edukasi tentang produk tembakau alternatif yang optimal juga bisa membantu masyarakat dalam upaya mengurangi risiko kesehatan. Selain itu, edukasi juga bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan terutama pada non-perokok, remaja dan anak-anak di bawah umur, serta ibu hamil.
“Kolaborasi aktif antara pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait edukasi produk tembakau alternatif akan memastikan informasinya akurat dan dapat dipercaya. Ke depan, kami berharap bisa melakukan riset dan survei, diskusi publik, dan berpartisipasi dalam program-program edukasi yang diselenggarakan oleh pemerintah secara lebih masif,” jelas Dimas.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada