Indonesia Bisa Terancam Sanksi

Sabtu, 18 Desember 2010 – 09:42 WIB
MEMBLUDAK - Beberapa calon penonton yang sudah mendapatkan tiket, tampak susah keluar karena padatnya antrian di Stadion GBK, Jakarta, Jumat (17/12), jelang laga semifinal kedua antara Indonesia versus Filipina. Foto: Charlie Lopulua/Indopos.

JAKARTA - Indonesia terancam tidak bisa menggelar laga kandang jika lolos ke babak finalItu terkait dengan banyaknya penonton yang membunyikan petasan dan kembang api di dalam stadion, saat menghadapi Filipina di leg pertama babak seminfinal, Kamis (16/12) malam kemarin, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK)

BACA JUGA: Nurdin Janji Bonus di Ruang Ganti

Bahkan, beberapa penonton sengaja melepas petasannya ke tengah lapangan, dan meletus hanya beberapa meter di atas kepala para pemain
Hal itu terjadi saat dikumandangkannya lagu kebangsaan kedua negara, serta setelah Christian Gonzalez menjebol gawang Filipina di menit ke-31.

Jika Filipina melaporkan ulah sebagian suporter nakal tersebut dan dikabulkan, bisa saja Indonesia tidak bisa melakoni laga kandang seandainya lolos ke final

BACA JUGA: Vietnam v Malaysia: Butuh Main Seimbang

Sebagai catatan, jika lolos, Indonesia akan menjadi tuan rumah partai final pada 29 Desember mendatang.

Apa yang dilakukan sebagian kecil suporter Merah Putih itu, membuat Ketua Umum PSSI Nurdin Halid ketar-ketir
Nurdin pun mengimbau suporter untuk tidak kembali menyalakan petasan di laga kedua semifinal, besok malam

BACA JUGA: Kondisi Firman Paling Mengkhawatirkan

"Usai pertandingan kemarin, kami sudah berusaha memberikan penjelasan kepada Match Commissioner dari AFF, dan mereka bisa memahamiTapi, mereka menegaskan kejadian itu tidak boleh terulang di leg kedua," ujar Nurdin kemarin.

"Jika hal itu terulang, maka kita terancam tidak bisa menjadi tuan rumah jika lolos ke finalJadi, kami mohon kepada pendukung timnas, untuk tidak lagi menyalakan petasan di dalam stadion," lanjutnya.

Sementara itu, kehebohan suporter yang memadati SUGBK lengkap dengan segala atribut dan bunyi-bunyian seperti terompet, tenyata juga memberikan sisi negatif kepada pemain di tengah lapanganMenurut penjaga gawang Markus Haris Maulana, kebisingan penonton yang memberikan semangat kepada tim, membuat pemain sulit berkomunikasi dengan pemain lainnyaSebab, teriakan pemain tenggelam oleh bunyi-bunyian suporter.

Markus mengaku, blunder-nya di menit ke-75 yang menyebabkan gawangnya nyaris bobol, adalah juga karena teriakannya agar pemain belakang melepas bola untuk dia tangkap, tidak bisa terdengarBeruntung, bola yang meluncur ke gawang itu, masih bisa disundul oleh Zulkifli Syukur keluar lapangan.

"Suasananya mirip dengan pertandingan di Piala Dunia Afrika laluAkibatnya, komunikasi kita di lapangan jadi terganggu," ujar Markus kepada wartawan, di Lapangan C Senayan, kemarin sore"Untuk mengatasi persoalan itu, kami harus lebih berkonsentrasi lagi sepanjang laga," lanjutnya.

Terlepas dari itu, menghadapi partai semifinal kedua besok malam, Markus mengungkapkan jika dia dan rekan-rekannya sudah mengetahui gaya main Filipina"Sekarang pemain belakang kita sudah terbiasa dengan permainan bola-bola atas FilipinaSaya yakin, kami bisa mengatasinya," tegas kiper Persib Bandung ini(ali/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pantang Imbang, Garuda Harus Menang!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler