jpnn.com, SAINT PETERSBURG - Menjelang pembukaan 137th Inter Parliamentary Union (IPU) di Saint Petersburg, Rusia, Ketua Delegasi DPR Dr. Fadli Zon berhasil membentuk kesepakatan bilateral dengan Wakil Ketua Senat Federasi Rusia Mr. Umakhanov, untuk saling dukung terhadap sejumlah proposal resolusi 137th IPU Assembly.
Dalam 137th IPU Assembly, delegasi DPR RI memasukkan proposal emergency item terkait Krisis Rohingya sebagai agenda pembahasan dalam sidang IPU ke-137.
BACA JUGA: Di Rusia, Fadli Zon Tampik Pelanggaran HAM Papua Barat
Ketua Delegasi Indonesia Fadli Zon dalam pertemuan bilateral tersebut, meyakinkan Rusia untuk turut memberikan dukungan proposal emergency item yang diusulkan Indonesia. Delegasi Rusia bersepakat untuk menjadikan krisis Rohingya sebagai agenda pembahasan dalam IPU ke-137.
Dalam pertemuan tersebut, Wakil Ketua DPR Fadli Zon juga menyinggung isu Papua Barat, yang belakangan ini aktif dikampanyekan oleh beberapa negara terkait hak asasi manusia. Fadli Zon menegaskan kepada delegasi Rusia bahwa Papua merupakan bagian integral Indonesia, dan meluruskan sejumlah tuduhan yang direkayasa atas adanya isu pelanggaran HAM.
BACA JUGA: Pemerintah Harus Serius Melaksanakan Program Penyelamatan LH
Merespons hal tersebut, Wakil Ketua Parlemen Rusia Mr. Umakhanov memastikan negaranya mendukung Indonesia sepenuhnya.
Melalui pertemuan bilateral tersebut, Wakil Ketua Senat Rusia Mr. Umakhanov juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada delegasi parlemen Indonesia, yang telah hadir dalam IPU ke-137 di Saint Petersburg. Sebagai negara sahabat, dan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia, kehadiran delegasi parlemen Indonesia pasti memberikan kontribusi yang konstruktif dalam pertemuan IPU.
BACA JUGA: Setya Novanto Kunjungi Pengungsi Gunung Agung
Hal ini ditandai dengan diterimanya hampir seluruh masukan delegasi parlemen Indonesia terhadap proposal resolusi yang diajukan Rusia dalam komite Demokrasi dan HAM. Kemajuan demokrasi di Indonesia yang berdasarkan Pancasila menjadi pembelajaran penting bagi wacana demokrasi di dunia. Bahwa, praktik demokrasi tidak dapat disamakan di setiap negara. Demokrasi memiliki akar sejarah, tradisi, dan latar belakang yang berbeda di tiap-tiap negara.
Hubungan Indonesia-Rusia sudah lama terjalin di berbagai bidang mulai ekonomi, politik, budaya dan pariwisata. Neraca perdagangan Indonesia - Rusia masih surplus untuk Indonesia dan masih bisa teris dikembangkan khususnya terkait bidang pertahanan.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... First Travel Sebaiknya Tidak Dipailitkan
Redaktur & Reporter : Friederich