JAKARTA - Indonesia harus belajar dan menyiapkan beberapa langkah agar terhindar dari krisis ekonomi. Sikap jaga-jaga itu harus digiatkan agar Indonesia tidak tertular Eropa dan Amerika yang tengah dilanda krisis.
Pendapat ini disampaikan Ketua Umum Nahdliyin Nusantara (Nahnu) Miftahul Aziz, dalam Seminar Nasional dengan tema "Crisis Management Protocol" di Jakarta, Kamis (10/1).
"Indonesia harus belajar dari krisis itu supaya bisa mengantisipasi dampak dari krisis yang terjadi di Eropa dan Amerika," ungkapnya.
Aziz menjelaskan kondisi ekonomi di Eropa dan Amerika yang tidak stabil, sebenarnya bisa membuka peluang bagi Indonesia. Akan tetapi, Aziz juga mengingatkan, krisis itu juga merupakan tantangan bagi Indonesia. "Kondisi tersebut dipandang berdampak positif untuk kawasan Asia termasuk Indonesia. Namun sesungguhnya bukan hanya peluang, tapi juga merupakan tantangan buat Indonesia untuk menata ketahanan sistem keuangan Indonesia," kata Aziz menjelaskan.
Seminar yang bertujuan untuk mengantisipasi krisis ekonomi di Indonesia itu dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi XI DPR Andi Timo Pangerang, Perwakilan dari Bank Indonesia Agusman, Direktur Penjaminan dan Manajemen Risiko LPS Salustra Satria, dan Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Utang Lotto S Ginting.. "Seminar Nasional tentang Crisis Management Protocol (CMP) ini diharapkan memberi gambaran yang utuh terhadap mekanisme penanganan krisis," ujarnya. (boy/jpnn)
Pendapat ini disampaikan Ketua Umum Nahdliyin Nusantara (Nahnu) Miftahul Aziz, dalam Seminar Nasional dengan tema "Crisis Management Protocol" di Jakarta, Kamis (10/1).
"Indonesia harus belajar dari krisis itu supaya bisa mengantisipasi dampak dari krisis yang terjadi di Eropa dan Amerika," ungkapnya.
Aziz menjelaskan kondisi ekonomi di Eropa dan Amerika yang tidak stabil, sebenarnya bisa membuka peluang bagi Indonesia. Akan tetapi, Aziz juga mengingatkan, krisis itu juga merupakan tantangan bagi Indonesia. "Kondisi tersebut dipandang berdampak positif untuk kawasan Asia termasuk Indonesia. Namun sesungguhnya bukan hanya peluang, tapi juga merupakan tantangan buat Indonesia untuk menata ketahanan sistem keuangan Indonesia," kata Aziz menjelaskan.
Seminar yang bertujuan untuk mengantisipasi krisis ekonomi di Indonesia itu dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi XI DPR Andi Timo Pangerang, Perwakilan dari Bank Indonesia Agusman, Direktur Penjaminan dan Manajemen Risiko LPS Salustra Satria, dan Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Utang Lotto S Ginting.. "Seminar Nasional tentang Crisis Management Protocol (CMP) ini diharapkan memberi gambaran yang utuh terhadap mekanisme penanganan krisis," ujarnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenpera Butuhkan Dana Rp46 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi