Indonesia - Inggris Perkuat Kerja Sama Sektor LHK

Minggu, 09 Desember 2018 – 05:07 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Sabtu (8/12) gelar pertemuan bilateral dengan Pemerintah Inggris di Katowice, Polandia. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, KOTAWICE, POLANDIA - Pemerintah Indonesia diwakili Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Sabtu (8/12) melakukan pertemuan bilateral dengan Pemerintah Inggris yang diwakili dua menterinya di sela pelaksanaan Konferensi Perubahan Iklim (COP)-24 di Katowice, Polandia.

Hadir Menteri Negara Urusan Asia Pasifik pada Departemen Luar Negeri dan Persemakmuran, Mark Field, serta Wakil Menteri Negara pada Departemen Lingkungan Hidup, Pangan dan Pedesaan, Therese Coffey. Pertemuan bilateral ini membahas kerjasama Indonesia-Inggris yang sedang berlangsung, serta komitmen untuk saling memperkuat kerja sama di sektor LHK.

BACA JUGA: 55 Ribu Pribumi Malaysia Ikut Aksi Bela Diskriminasi Rasial

“Dalam kurun waktu dua dekade, Indonesia-Inggris telah menjalin kerjasama yang sistematis dalam prinsip mutual respect dan trust, serta dengan kerangka kerja yang konseptual dan utuh,” ungkap Menteri Siti Nurbaya pada media, Sabtu (8/12).

Kerja sama dengan Inggris telah dimulai sejak era 1990-an, hingga saat ini Inggris juga mendukung berbagai upaya Indonesia memerangi dampak negatif Perubahan Iklim. Berbagai kerja sama ini kata Menteri Siti Nurbaya, hasilnya sangat berpengaruh signifikan pada sasaran nasional dan perbaikan perbaikan mendasar sistem tata kelola khususnya bidang kehutanan.

BACA JUGA: Indonesia Buktikan Kebijakan dalam Cegah Perubahan Iklim

Salah satunya adalah dalam hal sistem legalitas kayu, yang juga ikut menurunkan illegal logging dan deforestasi, serta meningkatkan tata kelola hutan seperti agenda Kesatuan Pengelolaan hutan atau KPH. ''Ini bagian dari kerjasama dengan Inggris yang monumental, dan kita menghargai itu,'' kata Menteri Siti Nurbaya. Tahun ini sampai dengan tahun 2022, total bantuan Inggris untuk indonesia sebesar 60 juta poundsterling dengan skema bilateral, multilateral dan global program.

BACA JUGA: Infografis: Indonesia Sukseskan COP24 Katowice

Melalui Pengakuan Legalitas Kayu Indonesia (SVLK), terbukti telah meningkatkan perdagangan kayu kedua negara. Inggris salah satu dari 10 tujuan ekspor produk kayu Indonesia. Tahun ini, Indonesia telah mengeluarkan 6.892 dokumen V-legal untuk ekspor ke Inggris, senilai USD 255,23 juta.

Angka-angka di atas menunjukkan peningkatan yang signifikan dari perdagangan pada tahun 2013, ketika sertifikat V-legal yang diterbitkan hanya 2.481 dokumen, dengan nilai ekspor sebesar USD132 juta.

Berhasil Baik

Para Menteri dari kedua negara juga sepakat untuk menata kembali kerja sama (MoU), khususnya dalam hal kerja sama dukungan kepada International Tropical Peatland Centre (ITPC). Basis ITPC saat ini berada di dua kampus penelitian hutan di Bogor, yaitu Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi KLHK, serta di Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR).

Selain itu, dukungan tata kelola kelapa sawit berkelanjutan, dukungan mengatasi polusi laut dan pengelolaan limbah plastik, serta dukungan untuk mangrove. ''Saya juga mengundang kedua menteri melakukan kunjungan kerja lapangan, melihat capaian Indonesia dalam implementasi perubahan iklim,'' kata Menteri Siti Nurbaya.

“Diperkirakan pada Juli 2019 mendatang,” tambahnya.

Menteri Siti Nurbaya percaya bahwa kerja sama dengan Inggris akan berhasil baik, karena cara kerja dan tim yang baik serta saling menghargai di antara kedua negara.

“Antara Inggris dan Indonesia, sudah terjalin kerjasama yang baik dan santun. Ini yang kita perlu jaga dan tingkatkan untuk maju bersama sesuai semangat kerjasama agenda perubahan iklim global,” katanya.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 130 Juta Gadis Tak Punya Akses Pendidikan Berkualitas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler