130 Juta Gadis Tak Punya Akses Pendidikan Berkualitas

Sabtu, 08 Desember 2018 – 17:53 WIB
Aktivis muda Malala Yousafzai dari Pakistan. Foto: AFP

jpnn.com - What doesn't kill you makes you stronger. Malala Yousafzai adalah bukti nyata petikan lirik lagu Kelly Clarkson itu.

Peluru Taliban yang gagal membunuhnya enam tahun lalu justru melecut semangat gadis Pakistan tersebut untuk terus mengampanyekan pendidikan bagi remaja putri di seluruh dunia.

BACA JUGA: Masuk Penjara karena Tak Perawan, Setelah Bebas Dikucilkan

Atas kegigihannya itu, Kamis (6/12) dia mendapatkan penghargaan Gleitsman Award dari Center for Public Leadership, Harvard Kennedy School.

"Kisah hidupnya yang luar biasa telah menginspirasi remaja putra dan putri untuk mengikuti jejaknya," ujar Direktur Center for Public Leadership David Gergen sebagaimana dikutip Pakistan Today.

BACA JUGA: Arab Saudi Tangkap Belasan Aktivis Perempuan

Penghargaan tersebut diberikan kepada orang-orang yang melakukan hal positif dan menginspirasi orang lain. Mendiang Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela termasuk salah satu penerima.

Gergen menyatakan, Malala telah berhasil menunjukkan bahwa perempuan dan para gadis yang ditindas mampu bangkit. Dengan berbekal ketekunan dan kekuatan.

BACA JUGA: Perjalanan Panjang Perempuan Saudi Menuju Kursi Pengemudi

Mahasiswi Oxford University kelahiran Mingora, Lembah Swat, Pakistan, itu akan mendapatkan hadiah USD 125 ribu atau setara dengan Rp 1,8 miliar. Dia juga akan diberi patung yang dipahat Maya Lin.

Lin adalah arsitek yang membidani pembuatan Vietnam War Memorial. Lima tahun lalu Malala juga sempat mendapatkan Peter J. Gomes Humanitarian Award dari Harvard University.

Dalam penerimaan penghargaan kali ini, Malala sempat menyampaikan pidato sebelum berdiskusi dengan para tamu undangan yang hadir. Diskusi itu dimoderatori mantan Duta Besar AS untuk PBB Samantha J. Power.

Malala mengungkapkan, saat ini ada 130 juta gadis yang tidak memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas. "Kita semua harus menjadikan ini sebagai tantangan untuk menantang pandangan-pandangan kritis, keyakinan agama, dan semua budaya yang menolak pendidikan untuk kita," kata peraih Nobel Perdamaian 2014 itu.

Power sempat meminta Malala untuk memberikan pesan tentang pengungsi kepada delegasi anggota kongres terpilih AS yang datang dalam Bipartisan Program di Harvard Kennedy School tersebut. Mereka baru akan dilantik Januari mendatang.

Malala pun meminta para pengungsi tidak disambut dengan gas air mata. Sebab, mereka juga tak ingin menjadi pengungsi.

"Kita harus melihat ini dari sisi kemanusiaan dan lebih ramah serta menganggap mereka sebagai saudara-saudara kita," tegas aktivis 21 tahun itu yang juga berkali-kali menyinggung masalah perubahan iklim. (sha/c5/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mogok Kerja hingga Demonstrasi Menolak Dipanggil Sayang


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler