jpnn.com, JAKARTA - Partai Demokrast Indonesia Perjuangan (PDIP) akan mengangkat tema rempah-rempah Nusantara pada rapat kerja nasional (rakernas) sekaligus perayaan ulang tahunnya yang ke-47 pada 10-12 Januari 2020. Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, tema itu memang tak populer di tengah isu politik nasional saat ini.
"Media lebih suka melihat sesuatu yang bertarung berhadap-hadapan, meributkan gagasan-gagasan yang bisa memecah belah bangsa. Kami justru melihat bangsa kita sebenarnya lebih butuh gagasan yang menggelorakan kemajuan dan semangat berdikari," kata Hasto saat membuka diskusi jelang Rakernas I dan HUT ke-47 PDIP di Jakarta, Senin (23/12).
BACA JUGA: Mau Tambah Usia, PDIP Siapkan Kejutan Lewat Rakernas
Diskusi yang digelar di DPP PDIP itu mengangkat tema Potensi Rempah Nusantara untuk Kemajuan Indonesia. Narasumber diskusi itu adalah Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto, Quality Director PT Mustika Ratu Tbk Devita Agus dan sejarawan Universitas Padjadjaran (Unpad) Fadly Rahman.
Hasto menegaskan, PDIP ingin mengajak seluruh rakyat dan pelaku pentas politik nasional berbicara soal kuliner Indonesia yang paling lengkap di dunia. Kekayaan kuliner Indonesia telah mendorong Presiden Pertama RI Soekarno membuat buku berjudul Mustika Rasa yang berisi lebih dari seribu resep makanan khas Nusantara.
BACA JUGA: Mengenal Kekayaan Budaya dan Sejarah Nusantara Melalui Jalur Rempah
Politikus penyuka kuliner itu menambahkan, survei yang dilakukan CNN Travel pada 2017 menempatkan rendang sebagai makanan paling enak di dunia. Di bawah rendang ada nasi goreng.
Selain itu, Indonesia juga memiliki kekayaan seperti cendana, kayu manis, pala, kapulaga, cengkih dan rempah-rempah lainnya berpotensi berkembang dari hulu hilir. "Aroma cendana misalnya, memiliki fungsi healing, menyembuhkan. Jadi ketika jalanan macet, pusing mendengar Taman Ismail Marzuki dibangun hotel tanpa mengingat kebudayaan kerakyatan, aromanya bisa menyembuhkan," kata Hasto sambil tersenyum.
Hasto juga menyatakan, PDIP berupaya menyampaikan pesan penting bahwa Indonesia butuh kekompakan untuk maju dan bersaing di kancah dunia ketimbang sibuk mengafirkan, saling caci ataupun ribut sendiri. "Maka kami mengajak untuk outward looking," imbuhnya.
Lebih lanjut Hasto mengatakan, Indonesia memiliki tanah subur dan cuaca yang mendukung. "Jadi ilmu yang kami gali bukan ke Mars, tetapi bagaimana mengolah rempah dan sumber daya kita dengan berbasis ilmu dan teknologi kita sendiri,” tegasnya.(tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga