jpnn.com, MALUKU - Ternate dan Tidore tidak hanya menjanjikan keindahan alam, tetapi juga kekayaan sejarah serta tradisi budaya. Banyak kisah lampau tentang dua pulau kecil yang berdampingan di Laut Maluku itu. Salah satunya tentang keberadaan jalur rempah.
Diketahui, jauh sebelum bangsa Eropa melakukan aktivitas perdagangan di Asia Tenggara, Nusantara telah menjadi pemain penting di dunia lewat rempah-rempahnya.
BACA JUGA: Senarai Rahasia Nagari Sabak (2)
Cengkeh menjadi daya tarik di jalur rempah. Foto: Istimewa
Jejak sejarah itu lah yang mendasari Yayasan Negeri Rempah untuk membuka wawasan masyarakat melalui perjalanan wisata yang menyenangkan.
BACA JUGA: Senarai Rahasia Nagari Sabak (1)
BACA JUGA: Hikayat Cengkeh
Ketua Dewan Pembina Yayasan Negeri Rempah Hassan Wirajuda mengatakan, Indonesia merupakan pusat penghasil rempah yang telah diakui dunia. Menurutnya, perdagangan rempah kemudian turut memengaruhi petukaran budaya dari berbagai bangsa.
BACA JUGA: Rumah Batu Jambi, Rumah Juragan Rempah
Ketua Dewan Pembina Yayasan Negeri Rempah Hassan Wirajuda. Foto: Istimewa
“Perdagangan itu menghadiahkan kontak antar orang dan bangsa yang berbeda. Dari sana ada pertukaran budaya, filsafat, dan teknologi,” kata Hassan Wirajuda dalam siaran tertulis, Kamis (18/7).
Mantan Menteri Luar Negeri era Reformasi itu pun berharap upaya memperkenalkan sejarah tanah air terus ditingkatkan. Dalam hal ini, peran pemerinah tentunya sangat diharapkan.
“Kesadaran akan masa lalu kita sangat penting. Seperti Bung Karno pernah bilang, 'hanya bangsa besar yang bisa menghargai sejarahnya'. Kami mengingatkan para pengambil kebijakan, baik di pusat dan daerah, akan pentingnya pembelajaran untuk generasi muda tentang sejarah," jelasnya.
BACA JUGA: Maluku Perjuangkan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia
Di Ternate dan Tidore diketahui ada pohon Cengkeh Afo, yang diyakini sebagai cengkeh tertua di dunia. Usianya diperkirakan mencapai ratusan tahun. Di sekitar Cengkeh Afo, tersebar tanaman pala, yang juga komoditas andalan dari Ternate dan Tidore.
Benteng bersejarah di Maluku. Foto: Istimewa
Sejarah mencatat, cengkeh merupakan alasan mengapa begitu banyak bangunan benteng di sekitar Ternate dan Tidore. Benteng-benteng terebut dibangun oleh Spanyol dan Portugis tidak lain adalah untuk melindugi cengkeh, yang kala itu dianggap sebagai harta karun.
Benteng yang tersebar di wilayah Ternate dan Tidore di antaranya Benteng Tolukko, Benteng Kastela, Benteng Tore, dan Benteng Tahula. Tidak hanya sejarah, ragam kuliner lokal Ternate dan Tidore seperti papeda yang disantap bersama gohu tuna juga patut dicoba.(mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Orang Inggris Pertama Keliling Bumi
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh