Indonesia Masuk USD 1 Trillion Club

Jumat, 07 Desember 2012 – 05:38 WIB
JAKARTA - Selangkah lagi, Indonesia akan masuk jajaran elit negara-negara dengan pendapatan domestic bruto atau gross domestic product (GDP) di atas USD 1 triliun. Negara-negara ini disebut USD 1 Trillion Club.

Head of Global Market HSBC Indonesia Ali Setiawan mengatakan, GDP Indonesia yang tahun lalu mencapai USD 846 miliar, tahun ini diproyeksi akan menembus USD 950 miliar. "Selangkah lagi akan tembus USD 1 triliun. Ini prestasi hebat," ujarnya dalam seminar HSBC Economic Outlook 2013 " Indonesia the Next Trillion Dollar Economy di Jakarta, Kamis (6/12).

Menurut Ali, stabilitas pertumbuhan ekonomi yang melaju di kisaran 6 persen dalam beberapa tahun terakhir, dipadu dengan sumber daya alam serta keunggulan demografis, menjadikan Indonesia potensial masuk ke jajaran elit perekonomian dunia."

"Meski tahun depan, ekonomi global masih lesu, kami proyeksikan (ekonomi) Indonesia masih bisa tumbuh kuat di kisaran 6,1 " 6,3 persen. Jadi, (GDP) 1 triliun dolar sudah di depan mata," katanya.

Data Bank Dunia menunjukkan, tahun 2011 lalu Indonesia berada di peringkat 16 negara dengan perekonomian terbesar dunia, naik 2 peringkat dari periode 2010 yang di posisi 18. Dua negara yang berhasil digeser Indonesia tahun lalu adalah Turki dan Belanda.

Sebagai gambaran, predikat negara dengan size ekonomi terbesar di dunia masih dipegang oleh Amerika Serikat (AS) dengan GDP sebesar USD 15,07 triliun, disusul Tiongkok USD 7,28 triliun, lalu Jepang USD 5,86 triliun, dan Jerman 3,60 triliun. Negara yang persis di atas Indonesia pada peringkat 15 adalah Korea Selatan dengan GDP USD 1,11 triliun.

Ali menyatakan, perekonomian Indonesia diproyeksi akan terus tumbuh, sehingga dalam beberapa tahun ke depan, angka GDP bisa menembus USD 2 triliun, USD 3 triliun, USD 4 triliun, dan seterusnya. "Tapi, itu bisa dicapai asalkan ada inovasi. Jangan sampai Indonesia hanya mengandalkan komoditas sumber daya alam, tapi harus diolah agar punya nilai tambah," katanya.

Chief Economist HSBC ASEAN & India Leif Lybecker Eskesen mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Indonesia terbukti resilien atau tahan terhadap guncangan krisis yang bersumber dari AS dan Eropa. "Tahun depan, pertumbuhan masih akan kuat," ujarnya.

Namun demikian, lanjut Leif, Indonesia perlu melakukan pembenahan di beberapa sektor. Misalnya, infrastruktur serta perbaikan dari sisi fiskal. "Terutama, kebijakan BBM. Kalau subsidi terlalu besar, ini akan sangat memberatkan dan tidak baik bagi ekonomi," katanya. (owi)

GDP Indonesia Tahun  USD Miliar 2007 432,21 2008 510.24 2009 539,57 2010 708,02 2011 846,83
Sumber : Bank Dunia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Semen Dikeluhkan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler