Indonesia Naik ke Peringkat 4

Senin, 03 September 2012 – 10:24 WIB
JAKARTA - Kurangnya infrastruktur tak mampu menutupi kemilau perekonomian Indonesia. Ini tecermin dari naiknya peringkat Indonesia di mata pelaku bisnis internasional Transnational Corporation (TNC)

Acting Chief United Nations Economic and Social Comission for Asia and the Pacific (UNESCAP) Yann Duval mengatakan, Indonesia mencatat kemajuan menggembirakan dalam daftar negara yang memiliki prospek ekonomi cerah atau Top Prospective Host Economies for 2012 - 2014. "Tahun lalu Indonesia di peringkat enam. Tahun ini naik ke peringkat empat," ujarnya dalam materi paparan di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akhir pekan lalu.

Survei Top Prospective Host Economies digagas oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD). Organisasi di bawah Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di bidang perdagangan dan pembangunan tersebut, menyurvei 174 perusahaan internasional guna "mengetahui negara mana yang menurut mereka paling prospektif untuk investasi.

Sebagai gambaran, posisi puncak daftar Top Prospective Host Economies 2012 - 2014 masih digenggam oleh Tiongkok. Posisi ke-2 juga masih diduduki Amerika Serikat (AS). Meski terbelit krisis, negara dengan jumlah penduduk ke tiga terbesar di dunia ini (310 juta jiwa) masih dinilai prospektif untuk investasi.

Adapun posisi ke-3 digenggam oleh India, negara dengan penduduk terbesar ke dua di dunia (1,2 miliar jiwa). Selanjutnya, Brazil yang tahun lalu di posisi ke-4 digusur oleh Indonesia dan tahun ini berada di urutan ke-5.

Menurut Duval, besarnya jumlah penduduk yang mencapai kisaran 240 juta menjadi faktor utama menariknya Indonesia di mata investor. Selain itu, stabilitas ekonomi makro dan politik juga membuat investor cukup nyaman. "Ini berimbas pada naiknya FDI (foreign direct investment/investasi asing langsung)," katanya."

Duval menyebut, salah satu model yang dianut oleh teori investasi adalah Market-seeking FDI. Di sini, perusahaan asing akan mengetes ceruk pasar untuk produknya melalui dengan cara mengekspor ke negara tujuan. "Setelah terbukti pasarnya bagus, barulah mereka menanam investasi di negara tersebut untuk memangkas biaya transaksi dan meningkatkan pangsa pasar," jelasnya.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri menambahkan, magnet kuat Indonesia bagi investor berasal dari dua faktor. "Pertama, ekonomi yang kuat. Ke dua, demografi," ujarnya.

Chatib menyebut, ekonomi yang kuat ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, tumbuh 6,5 persen pada 2011 dan 6,4 persen pada kuartal II 2012. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara anggota G20 dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ke-2. "Dengan PDB (produk domestik bruto) USD 1 triliun, Indonesia memegang pangsa 48 persen perekonomian ASEAN," katanya.

Dari sisi demografi, lanjut Chatib, Indonesia juga sangat prospektif karena saat ini, sekitar 60 persen dari 240an juta penduduk Indonesia berusia di bawah 39 tahun, sehingga masih produktif. "Ini bonus yang sangat menarik bagi investor," ucapnya. "

Dengan berbagai faktor tersebut, Chatib optimistis realisasi investasi melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang sepanjang semester I mencapai Rp 148,1 triliun, pada akhir tahun nanti bakal menembus target Rp 283,5 triliun. "Target kami, pada 2013, investasi mencapai Rp 390 triliun," ujarnya. (Owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Harus Kembali jadi Negara Swasembada Beras

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler