Indonesia, Negeri Bencana Minim Anggaran

Senin, 02 April 2012 – 10:10 WIB

JAKARTA - Bencana masih menghantui Indonesia, namun minimnya anggaran membuat warga bakal lama mendapat bantuan saat bencana besar melanda. Sebab, alokasi dana cadangan penanggulangan bencana hanya sekitar Rp 4,5 trilyun per tahun. Terlalu kecil untuk membackup semua bencana besar atau kecil yang terjadi di Indonesia.

Kepada Jawa Pos, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho merinci total dampak 10 bencana besar di Indonesia. Seluruhnya mencapai Rp 106,7 triliun dengan rincian tsunami Aceh dan Nias 2004 Rp 41,4 triliun, dan gempa bumi Yogyakarta dan Jawa Tengah 2006 Rp 29,15 triliun.

Lantas, gempa bumi Sumatera Barat 2007 Rp 2,45 triliun, banjir Jakarta 2007 Rp 5,18 triliun, gempa bumi Bengkulu 2007 Rp 1,88 triliun, gempa bumi Sumatera Barat 2009 Rp 20,87 triliun, tsunami Mentawai 2010 Rp 348 miliar, banjir bandang Wasior 2010 Rp 281 miliar, dan erupsi Merapi 2010 Rp 3,56 triliun.

"Tahun kemarin, lahar dingin Merapi saja mencapai Rp 1,6 triliun," ujarnya. Itulah mengapa, pihaknya tidak bisa bekerja maksimal karena anggaran per tahun sangat minim padahal kebutuhannya besar. Sehingga, Sutopo menyebut wajar kalau korban bencana baru memperoleh bantuan pembangunan rumah tiga tahun setelah bencana.

Berkaca pada sepuluh bencana besar itu, dia lantas menyebut anggaran ideal untuk bencana harusnya Rp 10 triliun. Itu saja, menurut Sutopo, hanya untuk bencana-bencana biasa sedangkan bencana besar disesuaikan dengan bencananya. "Meski kurang, kami tidak bisa berbuat banyak karena anggarannya sudah dipatok pemerintah," imbuhnya.

Secara tidak langsung, dia sepertinya iri dengan Bahan Bakar Minyak (BBM). Alasannya, subsidi BBM lebih besar daripada dampak bencana besar di tanah air. Dia lantas berhitung, subsidi BBM di APBN Perubahan 2012 mencapai Rp 137,4 triliun. Sedangkan total kerusakan dan kerugian di 10 bencana besar tadi mencapai sekitar Rp 106,7 triliun.

Artinya, dampak bencana yang meluluhlantakkan kehidupan masyarakat di daerah bencana tersebut mencapai 78 persen dari subsidi BBM 2012. Namun memprihatinkan lagi jika dibandingkan dengan alokasi dana cadangan penanggulangan bencana yang hanya sekitar Rp 4,5 trilyun per tahun.

Makin terlihat kecil karena hanya 3,3 persennya saja. Bahkan jika diasumsikan dana cadangan penanggulangan bencana tetap Rp 4,5 per tahunnya, maka subsidi BBM Rp 137,4 triliun setara dengan dana bencana selama 30 tahun. " Itulah kenapa, bantuan untuk korban bencana kerap terlambat," terangnya.

Dia lantas memberi gambaran kalau uang subsidi itu untuk membangun infrastruktur. Subsidi BBM Rp 137,4 triliun bisa segera merealisasikan Jembatan Selat Sunda sepanjang 31 km karena hanya butuh Rp 117 trilyun. Begitu juga jembatan-jembatan lain setara Suramadu yang dibangun dengan biaya Rp 4,5 triliun.

Kalau saja dana sebesar itu untuk penanggulangan bencana dan infrastruktur, Sutopo yakin rehabilitasi pasca bencana bakal lebih cepat. Namun dia enggan terseret dalam politik dan polemik kenaikan BBM. Baginya, infrastruktur untuk menyambuk aksebilitas pulau juga penting. "Subsidi BBM memang sangat besar," jelasnya. (dim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Agus Harimurti Yudhoyono Naik Pangkat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler