Indonesia Potensi Bencana Tinggi

Sabtu, 14 Januari 2012 – 09:14 WIB

JAKARTA - Kejadian bencana banjir, longsor, dan kekeringan selain karena kerusakan lingkungan, juga dipicu dengan fenomena perubahan iklim. Berdasarkan data dari BNPB 2011, tren bencana di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Bencana yang terjadi tersebut umumnya berkaitan dengan hidrometeorologi seperti kekeringan, tanah longsor, puting beliung dan gelombang pasang yang terjadi rata-rata hampir 80 persen dari total bencana di Indonesia.

Bahkan, menurut catatan Internasional Disaster Database 10 kejadian bencana terbesar di Indonesia yang terjadi dalam periode waktu 1907 – 2007 terjadi setelah 1990-an dan sebagian besar merupakan bencana yang terkait dengan iklim khususnya banjir, kemudian kekeringan, kebakaran hutan, dan ledakan penyakit.

”Potensi bencana banjir 2012 memiliki pola cuaca yang sama dengan 1992 dan 2006. Selain itu, potensi banjir tahun ini disebabkan pula oleh laju kerusakan lingkungan, yaitu semakin berkurangnya tutupan lahan dan daerah resapan,’’ jelas Menteri Negara Lingkungan Hidup Prof Dr Balthasar Kambuaya MBA di Jakarta, Kamis (12/1).

Lebih lanjut Menteri asal Papua itu menjabarkan penyebab bencana lainnya perilaku masyarakat yang belum ramah lingkungan. Khususnya terkait dengan perlakuan sampah masih saja dibuang sembarangan. Oleh karenanya salah satu solusi antisipasi banjir, pada 2012 ini Kementerian Lingkungan Hidup akan berusaha penuh untuk melibatkan semua pihak dalam Gerakan Indonesia Bersih yang dicanangkan tahun lalu.

”Gerakan ini sangat penting mengingat sekitar 2,5 persen timbulan sampah Jakarta atau sebesar 600 m3 per hari masuk ke dalam Sungai Ciliwung. Apabila disebar di lapangan sepak bola (dengan tinggi timbulan sampah + 20 cm, Red), maka setiap harinya ada timbulan sampah sebanyak tujuh lapangan sepak bola yang menyumbat Sungai Ciliwung dan memperburuk banjir di Jakarta,’’ urainya.

Sementara itu berdasarkan informasi dari BMKG dan Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) memprediksikan bencana banjir akan terjadi pada akhir Januari dan awal Februari. Hal ini disebabkan akumulasi curah hujan dan sirkulasi angin yang mengarah ke Pulau Jawa.

Menurut BMKG, curah hujan pada Januari 2012 diprediksi berada pada kisaran tinggi-sangat tinggi antara 300-500 mm, sedangkan Februari 2012 masih dalam kisaran curah hujan yang tinggi antara 300-400 mm, dan semakin menurun pada bulan Maret kisaran menengah, antara 200-300 mm.

Prediksi daerah yang berpotensi terjadi banjir Januari 2012 di DKI meliputi Jakarta Barat seperti Kecamatan Cengkareng, Grogol Petamburan, Kali Deres, Kebon Jeruk dan Taman Sari. Untuk Jakarta  Pusat meliputi Kecamatan Cempaka Putih, Gambir, Kemayoran, Menteng, Sawah Besar, Senen dan Tanah Abang.

Jakarta Selatan meliputi Kecamatan Cilandak, Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan dan Tebet. Sedangkan Jakarta Timur di antaranya Kecamatan Cakung, Cipayung, Ciracas, Jatinegara, Kramat Jati, Makasar dan Pulo Gadung. 

Jakarta Utara meliputi Kecamatan Cilincing, Kelapa Gading, Koja, Pademangan, Penjaringan dan Tanjung Priok. Di saat musim kemarau terjadi krisis kualitas dan kuantitas air. Hal ini yang menyebabkan sulitnya penduduk mendapatkan akses air bersih dan kekeringan lahan pertanian.

Banjir dan kekeringan tersebut karena terganggunya siklus air dari hulu sampai dengan hilir yang diakibatkan kegiatan manusia yang kurang  memperhatikan kaidah perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Untuk itu, perlu adanya kegiatan dan tindakan nyata untuk mengurangi resiko – resiko bencana banjir. (nel)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Air Laut Meluber di Penjaringan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler