Indonesia Re Gelar Webinar Langkah Mitigasi Gempa Megathrust Bersama BMKG-BNPB

Rabu, 09 Oktober 2024 – 17:16 WIB
Iustrasi - Gempa bumi di Kabupaten Malang, Jatim. Ilustrasi Foto: Sultan Amanda Syahidatullah/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menyikapi peringatan yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai potensi gempa di dua zona megathrust yang dapat memicu tsunami, PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) melalui Indonesia Re Institute menyelenggarakan webinar bertajuk "Potensi Gempa Megathrust: Identifikasi Bahaya, Potensi Kerugian, dan Langkah Mitigasi".

Webinar ini dihadiri oleh para profesional di industri asuransi dan reasuransi, termasuk direktur dan manajemen, underwriter, klaim analis, dan aktuaris.

BACA JUGA: Indonesia Re Fokus Transformasi Bisnis & Penguatan Kolaborasi dengan Mitra Asuransi

Acara ini menghadirkan narasumber dari BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Di sesi ini, Indonesia Re mengajak para stakeholders membahas isu krusial terkait bahaya gempa megathrust, strategi mitigasi, dan peran industri asuransi dalam mengelola risiko finansial akibat bencana alam.

BACA JUGA: Indonesia Re Beri Edukasi Kepada Mahasiswa Soal Asuransi dan Reasuransi

“Indonesia berada di wilayah rawan bencana, termasuk potensi gempa megathrust yang dapat memberikan risiko signifikan bagi berbagai sektor, terutama asuransi dan reasuransi,” kata Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) Beatrix Santi Anugerah.

“Kolaborasi yang kuat antara akademisi dan praktisi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan dalam menghadapi potensi risiko bencana megathrust," ujarnya.

BACA JUGA: Mahasiswi Unsoed Jadi Korban Eksploitasi Seksual

BMKG mencatat bahwa di Indonesia terdapat banyak potensi gempa akibat pergerakan lempeng di zona megathrust, terutama yang bisa menimbulkan dampak bencana dari skala ringan hingga berat.

Oleh karena itu, diperlukan kewaspadaan, kesiapan dan mitigasi risiko dari berbagai sektor.

“BMKG telah membangun sistem end-to-end yang memonitor dan mendeteksi gempa. Sistem ini mengolah data seismograf menjadi informasi yang kemudian disampaikan kepada pemerintah, sehingga tindakan atau kebijakan yang tepat dapat segera diambil untuk melindungi masyarakat,” kata Penanggung Jawab Tim Diseminasi Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Septa Anggraini dalam paparannya.

Sementara itu, Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB Udrekh menjelaskan bahwa siklus kegempaan yang terjadi saat ini dapat digunakan untuk memperkirakan potensi terjadinya gempa di masa depan.

Informasi ini sangat penting bagi asuransi dalam menghitung risiko terjadinya bencana berdasarkan waktu terakhir sebuah segmen gempa aktif.

“BNPB bekerja sama dengan para pakar untuk menghasilkan peta bahaya dan risiko bencana. Peta ini menjadi alat penting dalam mitigasi bencana serta dalam perhitungan potensi kerugian, baik dari perspektif asuransi maupun ekonomi,” katanya.

Akademisi dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB Irwan Meilano menyoroti pentingnya membangun ketahanan bangsa dalam menghadapi gempa juga menjadi prioritas.

"Dengan model perhitungan probabilitas, kita dapat mengestimasi potensi kerugian akibat gempa, termasuk pada bangunan seperti sekolah yang sering rusak akibat guncangan atau tsunami. Hal ini penting untuk mitigasi di berbagai daerah yang berisiko," tuturnya.

“Melalui data historis dan analisis yang baik, kita bisa memprediksi potensi kerugian, walaupun kita tidak bisa memastikan kapan gempa akan terjadi,” kata Irwan.

Acara ini dihadiri 278 peserta yang terdiri dari berbagai profesional di sektor asuransi dan reasuransi, yang berperan penting dalam manajemen risiko, evaluasi klaim, dan pengambilan keputusan strategis di perusahaan mereka masing-masing. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Motif Congkel Mata di Bogor Ternyata Gara-gara Ini, Mengerikan


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler