Indonesia Re International Conference Dibidik Jadi Wadah Kolaborasi Dunia Asuransi

Jumat, 30 Juni 2023 – 14:41 WIB
Jajaran direksi PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re. Foto: Dok Indonesia Re

jpnn.com, JAKARTA - PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re terus berupaya mengukuhkan perannya sebagai center of knowledge di industri asuransi Indonesia.

Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu mengatakan salah satu upaya itu direalisasikan lewat 'Indonesia Re International Conference 2023'.

BACA JUGA: Kontingen Indonesia Rebut Ratusan Medali dari Turnamen Ice Skating di Malaysia

Adapun acara yang bertajuk Indonesia Re International Conference (IIC) 2023 akan diadakan pada 4-5 Juli 2023, di Fairmont Hotel, Jakarta.

Indonesia Re berinisiatif untuk membuka ruang diskusi mengenai terciptanya sustainability di industri asuransi dan reasuransi.

BACA JUGA: Indonesia Re Salurkan Bantuan Sambil Edukasi Siswa akan Pentingnya Berasuransi

Benny berharap diskusi itu menjadi momentum yang baik untuk meningkatkan kolaborasi antarlintas ekosistem dan tidak terbatas pada pelaku industri asuransi dan reasuransi baik lokal maupun global, tetapi perbankan, pemerintahan dan ilmuwan.

Benny menerangkan bahwa ketercapaian tujuan keberlanjutan pada sektor asuransi dapat terjadi jika keberlanjutan tersebut tercermin dalam semua elemen dalam ekosistem industri.

BACA JUGA: Perkuat Sinergi, Indonesia Re Jalin Kerja Sama dengan LPEI

Reasuransi, sebagai pemberi kapasitas tambahan bagi perusahaan asuransi, memainkan peran yang sangat penting dalam hal ini.

Menurutnya, Indonesia Re berupaya berkontribusi dalam membantu sektor perasuransian untuk membentuk kerangka keberlanjutan bagi perusahaan asuransi lewat platform untuk membahas alternatif solusi dalam menghadapi tantangan bisnis di masa depan.

"Tujuan acara ini adalah untuk meningkatkan kesadaran sektor reasuransi dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan nasional,” ungkap Benny.

Pada IIC 2023, Indonesia Re mengangkat beberapa tema diskusi, di antaranya Visualizing the Rise of Global Economic Uncertainty, Biggest Challenges Facing the Insurance Industry and How to Overcome Them? Future Insurance Business: Transforming Business Process in the Digital Era, Future Insurance Business: Optimizing The Role and Portfolio of Sharia Insurance, dan The Importance of Robust Insurance Industry in Supporting Global Sustainability.

Lebih lanjut, Benny menjelaskan bahwa industri asuransi dan reasuransi memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di suatu negara.

Seiring dengan kemajuan zaman, tantangan yang dihadapi dunia juga semakin kompleks. Di satu sisi, kompleksitas ini menjadi salah satu faktor utama dalam meningkatnya permintaan akan asuransi.

Namun, tantangan dinilai makin rumit sehingga mendorong industri asuransi dan reasuransi untuk memperkuat ketahanan mereka terhadap ketidakpastian dan memastikan keberlanjutan yang sehat.

"Keberlanjutan menjadi fokus utama dalam pengelolaan perusahaan asuransi dan reasuransi," katanya.

Benny menyebut meningkatkan dukungan reasuransi menjadi faktor kunci dalam mencapai keberlanjutan di industri asuransi dan meningkatkan kontribusi industri asuransi dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang telah disepakati oleh seluruh anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Di sisi lain, membangun sistem yang berfokus pada keberlanjutan tidak hanya berarti mengidentifikasi dan memahami tantangan dan peluang yang ada di masa depan.

"Penting bagi pelaku industri asuransi dan reasuransi untuk melibatkan perspektif jangka panjang yang memungkinkan mereka menjadi lebih sensitif terhadap sinyal-sinyal tantangan dan peluang yang belum terjadi saat ini," ucap Benny.

Selain itu, analisis dan evaluasi tantangan dan peluang menjadi dasar penting dalam merumuskan strategi dan melakukan transformasi bisnis guna mencapai keberlanjutan dan ketahanan industri asuransi.

Kemudian, lanjut Benny, risiko, yang mencakup berbagai tingkat variasi mulai dari individu hingga tingkat korporasi, negara, dan regional, secara besar-besaran akan berdampak pada industri asuransi dan reasuransi.

Oleh karena itu, faktor faktor eksternal yang memengaruhi kesehatan industri asuransi sangat beragam.

"Pada perspektif yang lebih luas, faktor-faktor eksternal yang beragam tersebut terkait erat dengan ekonomi makro yang sangat dinamis, dipengaruhi oleh berbagai faktor lain seperti geopolitik, bencana alam, dan juga fakta bahwa 2024 merupakan tahun politik di Indonesia," beber Benny.

Lebih lanjut, pada tahun politik, perubahan dan ketidakpastian dalam situasi politik yang terjadi seiring dengan pesta demokrasi 2024 akan berdampak pada perekonomian Indonesia.

Politik memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah di masa depan.

Di sisi lain, sistem politik dan sistem ekonomi saling berhubungan dan saling memengaruhi.

Benny mencontohkan ketidakpastian dalam kondisi politik dapat mempengaruhi persepsi investor domestik dan asing terhadap Indonesia.

“Kami berharap dengan terselenggaranya Indonesia Re International Conference 2023 ini dapat menciptakan kolaborasi yang sinergis antar lintas ekosistem sehingga dapat mengurangi risiko-risiko yang mungkin akan terjadi di masa mendatang,” pungkas Benny.

Pada kesempatan itu, Indonesia Re juga mengundang Keynote Speakers yang akan membahas mengenai Importance of Insurance Industry Sustainability to Strengthen Indonesia Economic Foundation, Strengthening Indonesia’s Economy Amidts The Voltality of Macro Economic Condition, Insurance Industry as Indonesia Economic Backbone, dan The Great Foundation for Development Sharia Economic Ecosystem.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler