jpnn.com, AARHUS - PBSI buka suara terkait kegagalan Indonesia di Piala Uber 2020. Srikandi Merah Putih dipaksa menyerah 2-3 oleh Thailand di perempat final yang berlangsung di Ceres Arena, Aarhus, Kamis (14/10) dini hari WIB.
Tiga tunggal putri Indonesia, yakni Gregoria Mariska Tunjung, Putri Kusuma Wardani dan Ester Nurumi Tri Wardoyo gagal mendulang poin di laga ini.
BACA JUGA: Hasil Piala Uber 2020: Indonesia Angkat Koper, 4 Negara Ini Bakal Bersaing di Semifinal
Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky mengaku sangat menyayangkan Gregoria kalah di laga pertama. Padahal pebulu tangkis berusia 22 tahun itu mengawali laga kontra Pornpawee Chochuwon dengan apik.
"Sangat disayangkan Gregoria malah kalah. Padahal dia membuka permainan dengan meyakinkan. Dia bisa mengontrol permainan dan menang."
BACA JUGA: Piala Uber 2020: Sempat Kejar-kejaran Poin, Indonesia Harus Menyerah dari Thailand
"Ini catatan buat saya. Kenapa dia tidak bisa mengatasi tekanan. Padahal dia diharapkan bisa menyumbang poin. Gregoria itu harapan kami," ujar Rionny dalam rilis tertulis Jumat (15/10).
Kegagalan Gregoria diikuti dua juniornya, yaitu Putri Kusuma Wardani dan Ester Nurumi Tri Wardoyo.
BACA JUGA: Begini Peluang Indonesia Mengalahkan Malaysia di Perempat Final Piala Thomas
Menurut Rionny, Putri KW sejatinya tampil lumayan bagus dengan beberapa kali memimpin perolehan poin. Sayang, pemain berusia 19 tahun itu sering membuat kesalahan sendiri.
"Tekanan yang dihadapi Putri KW sangat berat. Di gim ini dia sebenarnya bisa mengatasi keadaan dan memimpin dalam pengumpulan poin, tetapi karena kesalahan sendiri dan hilang sampai lima poin, memberi angin kepada lawan untuk bangkit."
"Meski bisa menyusul, penyelesaian akhir di gim kedua tidak bagus. Beberapa kali kesalahan smash terjadi, akibatnya bola menyangkut net," sebut Rionny.
Sama seperti Gregoria dan Putri KW, Ester juga turut mendapat masukan dari mantan pebulu tangkis Indonesia tersebut. Rionny menyebut Ester perlu jam terbang lebih untuk membentuk mentalitas yang kuat.
"Sayang Ester tak bisa keluar dari tekanan. Ini juga karena pengaruh jam terbang pengalaman. Pada gim kedua, lawan benar-benar mengontrol permainan dan Ester jadi susah untuk bangkit," kata Rionny.
Dengan kegagalan Indonesia tersebut, Rionny akan melakukan evaluasi terhadap sektor tunggal putri.
"Kami tidak bisa bilang kalah tidak apa-apa. Harus segera diperbaiki benar-benar. Dicari kenapa kalah dan tidak bisa mengelola tekanan di lapangan."
"Karena ketiga pemain ini adalah harapan kami di tunggal putri Indonesia," tegas Rionny.
Pada laga melawan Thailand, Indonesia hanya mendapat dua angka dari ganda putri yang turun, yakni Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto.
Greysia/Apriyani menyumbang poin usai mengalahkan Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai dengan skor 21-17, 17-21, 21-19 dalam tempo satu jam 32 menit.
Poin kedua Indonesia di laga ini didapat pasangan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto dengan menundukkan Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai (21-19, 15-21, 21-15).(pbsi/mcr16/jpnn)
Redaktur : Dhiya Muhammad El-Labib
Reporter : Muhammad Naufal