Indonesia Siap Produksi Baterai Mobil Listrik pada 2022

Rabu, 05 Juni 2019 – 22:30 WIB
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menargetkan pada 2022 Indonesia mampu menghasilkan baterai lithium secara mandiri.

Kebutuhan akan baterai lithium ke depannya akan semakin meningkat, seiring dimulainya industri motor listrik dan mobil listrik di Indonesia.

BACA JUGA: Menteri Nasir Klaim Tingkat Pengangguran Terus Menurun

Menteri Nasir menjelaskan, saat ini Indonesia tengah mengembangkan teknologi guna memproses bahan baku lithium di Halmahera dan diperkirakan tahun 2021 sudah terbangun.

Baca: Doa Kiai Ma'ruf untuk Prabowo - Sandi Sungguh Menyejukkan Hati

BACA JUGA: Menteri Nasir Sesalkan 63 Ribu Sarjana Tak Punya Pekerjaan

"Saat Halmahera sudah terbangun, bahan baku lithium sudah tersedia. Maka tahun 2022 atau 2023 kita sudah bisa memproduksi baterai lithium secara mandiri," kata Menteri Nasir, Rabu (5/6).

Dia mengapresiasi Universitas Negeri Solo (UNS) yang telah mengembangkan baterai lithium ion sejak 2012 dan saat ini sudah masuk dalam industri. Menteri Nasir mengatakan baterai merupakan komponen penting bagi industri motor dan mobil listrik. Oleh karena itu Indonesia harus mampu menghasilkan baterai lithium secara mandiri.

BACA JUGA: Menteri Nasir Dorong Inovasi di Bidang Kesehatan

Menteri Nasir berharap baterai lithium UNS nanti bisa menyuplai kebutuhan salah satu industri motor listrik nasional yang baru tumbuh yaitu motor listrik GESITS.

Baca: Terungkap, Abdul Bahri Dibuang Hidup-hidup ke Laut dengan Tangan dan Mulut Dilakban

"Jika dilihat dari kompetitornya yang sekelas dengan Honda yang harganya sampai Rp 60 juta, yang dijual oleh GESITS hanya Rp 23 juta, baterai yang menjadi tumpuannya yang nilainya 30% dari cost tersebut. Sangatlah tepat bagi UNS yang mengembangkan baterai lithium yang saat ini sudah masuk industri," tutur Nasir.

Dia berharap ke depan baterai bisa menjadi salah satu alternatif energi terbarukan yang ada di Indonesia mengingat fosil yang ketersediaannya sangat terbatas. Para peneliti dituntut senantiasa dapat mengembangkan inovasi di bidang ini demi masa depan Indonesia yang lebih baik. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berita Besar Baterai Lithium


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler