Indonesia Siapkan Enam Prioritas di KTT IORA

Jumat, 03 Maret 2017 – 08:19 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - jpnn.com - Maret 2017 menjadi periode yang sangat sibuk bagi Indonesia. Selain kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, ada pula Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indian Ocean Rim Association (IORA) di Jakarta Convention Center pada 5-7 Maret 2017.

Untuk melihat persiapan akhir KTT IORA, Presiden Joko Widodo pun menggelar rapat terbatas, Kamis (2/3). Presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu berpesan agar penyelenggaraan KTT IORA berjalan sempurna demi mewujudkan wilayah lingkar Lautan Hindia sebagai kawasan yang stabil dan sejahtera.

BACA JUGA: Start Hari Ini, Tour de Bintan Lombakan ITT

“Jadi persiapannya harus sungguh-sungguh. Ada banyak tamu VVIP tingkat kepala negara seperti presiden, wakil presiden, perdana menteri,” ucap Presiden Jokowi.

Keinginan Presiden Jokowi memang sangat beralasan. KTT itu akan dihadiri 21 kepala negara/pemerintahan, delapan organisasi dan tujuh negara mitra.

BACA JUGA: Safari Raja Salman Bakal Dongkrak Jumlah Wisman Timteng

Komposisi negara-negara yang terlibat dalam KTT IORA juga penting. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, dari 21 anggota IORA, empat negara di antaranya merupakan anggota negara G20.

Sedangkan enam dari tujuh mitra wicara IORA, di dalamnya juga merupakan negara G20. “Anggota dan mitra wicara itu merupakan separuh dari negara anggota G20. Jadi sangat strategis,” ujar Retno.

BACA JUGA: Media Saudi Pajang Sambutan Dahsyat untuk Raja Salman

Lantaran sangat strategis, Indonesia pun sudah menyiapkan enam prioritas yang dibahas dalam KTT IORA. Yakni keamanan dan keselamatan maritim, fasilitas perdagangan dan investasi, manajemen risiko bencana, manajemen perikanan, akademi dan iptek, serta pariwisata dan pertukaran budaya.

“Dan ini merupakan salah satu forum yang sangat penting untuk pertama, menjamin keamanan di lingkaran Samudra Hindia. Dan yang kedua adalah menggerakkan potensi ekonominya," sambung Menlu Retno.

Sebagai gambaran pentingnya kawasan ini adalah jumlah penduduknya mencapai 2,7 miliar jiwa. Kawasannya dilalui setengah dari kontainer dunia‎, sepertiga kargo dunia, dan dua per tiga shipment energi dunia.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya juga tak ingin meewatkan begitu saja KTT ini. Menteri asal Banyuwangi itu bahkan sudah diplot untuk menjadi salah satu panelis dalam acara IORA Businees Forum yang memaparkan kerja sama pariwisata Indonesia dengan negara anggota dan mitra wicara IORA.

Mantan Dirut Telkom itu akan mengangkat tema Enhancing Tourism and Connectivity through Improvement in Infrastructure. Dia akan menjelaskan prospek Indonesia dalam mengembangkan pariwisata dan konektivitas melalui pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan dan merata di seluruh penjuru nusantara, termasuk di 10 destinasi pariwisata prioritas yang dijadikan sebagai ‘Bali Baru’.

“Saya akan tawarkan kerja sama investasi di sepuluh destinasi pariwisata prioritas kepada para investor dari negara anggota IORA,” ucap Arief.

Dia meyakini banyak pihak berminat pada tawaran investasi bidang pariwisata di Indonesia. Sebab, ada banyak daya tarik yang menyangkut pariwisata. Mulai dari penetapan sektor prioritas pembangunan nasional bersama infrastruktur, pangan, energi dan maritim, sumbangsih 10 persen pada PDB nasional sehingga persentasenya tertinggi di ASEAN, hingga devisa yang menembus USD 1 juta dan menghasilkan PDB USD 1,7 juta atau 170 persen, semua ada di pariwisata.

“Performance pariwisata terus menanjak dan optimisme itu kian terbentuk,” kata Menteri yang menjadi Wakil Penanggung Jawab Bidang Media dan Hubungan Masyarakat dalam Kepanitiaan Nasional Penyelenggara KTT IORA 2017 itu.

Menpar Arief menjelaskan, Indonesia menargetkan kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019. Untuk mendukung target tersebut, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sejumlah regulasi seperti memberikan bebas visa kunjungan singkat (BVKS) kepada 169 negara, serta mempermudah izin masuk kapal yacht dan kapal pesiar ke perairan Indonesia dengan mencabut Clearance Approval for Indonesia Territory (CAIT).

Indonesia juga tengah membangun 10 destinasi pariwisata prioritas sebagai ‘Bali Baru.’ Dari mulai Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Bromo-Tengger-Semeru (JawaTimur), Mandalika (Lombok-NTB), Labuan Bajo (Flores-NTT), Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Morotai (Maluku Utara).

Selain itu, Kemenpar pada 2017 ini juga menggeber program konektivitas udara, go digital dan homestay.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wow, Ada Tiga Rekor MURI untuk Kunjungan Raja Salman


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler