Indonesia Stabil, IHSG ke Zona Hijau

Jumat, 05 Desember 2014 – 01:50 WIB

jpnn.com - JAKARTA Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil kembali ke zona hijau. Pada penutupan perdagangan Kamis (4/12), IHSG naik 11,116 poin (0,22 persen) ke level 5.177,160 dan indeks LQ45 naik 1,750 poin (0,20 persen) ke level 892,182.

Frekuensi transaksi perdagangan reguler hari ini mencapai 252.052 kali dengan volume sebanyak 4,841 miliar saham atau sebesar Rp 4,669 triliun. Sebanyak 179 saham naik, 146 saham turun, dan selebihnya stagnan.

BACA JUGA: Mulai 1 Januari 2015, Tiket Pesawat Sudah Termasuk Airport Tax

Saham-saham dengan kenaikan nilai tertinggi (top gainers), antara lain, Tambang Bukit Asam (PTBA) naik 500 (3,88 persen) ke level 13.400. Astra Agro (AALI) naik 450 (1,95 persen) ke level 23.575. Siloam Hospitals (SILO) naik 400 (2,94 persen) ke level 14.000. United Tractors (UNTR) naik 400 (2,30 persen) ke level 17.800.

Sebaliknya, saham-saham mengalami penurunan nilai paling dalam (top losers), di antaranya, Mayora Indah (MYOR) turun 700 (2,95 persen) menjadi 23.000. Good Year (GDYR) turun 500 (3,03 persen) menjadi 16.000. Gudang Garam (GGRM) turun 400 (0,66 persen) menjadi 60.100. Lippo Cikarang (LPCK) turun 325 (3,14 persen) menjadi 10.025.

BACA JUGA: IHSG Seiring Penguatan Bursa Unggulan Asia

Tim Analis PT Valbury Asia Securities menyatakan, penilaian lembaga pemeringkat Fitch Ratings terhadap Indonesia dapat memberikan optimisme bagi pelaku pasar atas prospek yang baik bagi iklim investasi Indonesia ke depannya.

”Penegasan Fitch rating diperkirakan dapat memberikan kepercayaan yang besar bagi investor asing terhadap Indonesia. Fitch menegaskan kembali peringkat sovereign Indonesia di BBB- dengan prospek 'stabil'. Artinya, peringkat yang diberikan oleh lembaga ini bagi Indonesia ke investment grade bertahan sejak akhir 2011,” ulasnya, hari ini.

BACA JUGA: Luncurkan Rute Terbaru, AirAsia Tawarkan Harga Spesial

Fitch menilai kebijakan makro ekonomi Indonesia konsisten dengan kebijakan stability over growth yang dicanangkan oleh bank sentral. Neraca perdagangan non-minyak dan gas telah surplus di 2014. Fitch memperkirakan defisit neraca berjalan tetap stabil di 3,2 persen dari PDB di 2014 dan membaik menjadi 2,9 persen di 2015.

”Selain itu, menurut Fitch, pemerintah baru dinilai berpotensi untuk membawa agenda perubahan yang positif dengan kebijakan-kebijakan mendatang akan kritikal terhadap profil kredit Indonesia,” terusnya.

Iklim investasi diharapkan terus membaik dengan penekanan terhadap masalah infrastruktur, penghapusan birokrasi, dan kenaikan upah sejalan dengan produktivitas. Selain itu, dari sisi makro ekonomi menunjukkan arah membaik setelah neraca perdagangan Indonesia untuk Oktober posisinya surplus. (gen/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Luncurkan Rute Terbaru, AirAsia Tawarkan Harga Spesial


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler