Indonesia Swasembada Mobil, GAIKINDO Beberkan Buktinya, Ada Empat Indikator

Selasa, 30 Maret 2021 – 15:50 WIB
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mengatakan Indonesia saat ini sudah mencapai swasembada mobil. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mengatakan Indonesia saat ini sudah mencapai swasembada mobil.

Ketua GAIKINDO Yohannes Nangoi membeberkan sejumlah hal yang berkaitan dengan swasembada mobil, berikut indikatornya.

BACA JUGA: Mobil tak Laku, Honda Jual Pabrik di Inggris

1. Hampir 90 persen mobil disuplai domestik

Yohannes menyebutkan, 90 persen kebutuhan mobil domestik disuplai dari pabrik dalam negeri.

BACA JUGA: Relaksasi PPnBM Pengaruhi Harga Mitsubishi Xpander Bekas? Berikut Penjelasannya

"Bahan baku pun didominasi oleh lokal sebanyak 70-80 persen," ujar dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (30/3).

2. Indonesia mampu ekspor mobil

BACA JUGA: Kemenperin Sebut PPnBM Dongkrak Penjualan Kendaraan Bermotor, Ini Perinciannya..

Yohannes mengatakan, Indonesia juga telah melakukan impor mobil ke sejumlah negara, termasuk ke Jepang.

"Ekspor sebanyak 330 ribu mobil," kata dia.

3. Beberapa merk dan jenis mobil hanya ada di Indonesia

Menurut Yohannes, ada beberapa merek mobil yang hanya diproduksi di Indonesia. Pabrik mobil tersebut tidak ada di negara lain.

"Kalau ke luar negeri lalu melihat mobil Xpander, Isuzu Traga atau jenis Daihatsu GrandMax itu semua dari Indonesia," papar dia.

4. Kapasitas produksi kendaraan sebesar 2,4 juta per tahun.

Yohannes juga menjelaskan penjualan mobil biasanya mencapai 1,5 juta per tahun, terdiri dari 1,2 juta untuk domestik dan sekitar 330 ribu untuk diekspor.

Namun, imbas pandemi Covid-19, total penjualan di 2020 anjlok menjadi hanya sekitar 700-an ribu mobil terdiri dari 530 ribu untuk domestik dan 200-an ribu untuk diekspor.

"Memasuki 2021 penurunan penjualan mobil masih berlanjut. Jika kondisi tersebut terus berlanjut, bukan hanya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) bisa terjadi, namun eksistensi bisnis sektor otomotif pun turut terancam," kata Yohannes. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler