Indonesia Terancam Resesi, Inilah Gambaran soal Peluang Lapangan Kerja

Senin, 10 Agustus 2020 – 12:14 WIB
Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati. Foto: FPKS DPR

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Anis Byarwati menyatakan pandemi Covid-19 menimbulkan goncangan ekonomi yang mengarah pada resesi global.

Menurut legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, berbagai kebijakan yang dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19 seperti penutupan sekolah dan beberapa kegiatan bisnis, pembatasan sosial berskala besar bahkan lockdown telah mengakibatkan penurunan tingkat konsumsi dan investasi.

BACA JUGA: BIN Buka Lowongan Kerja, Harus Pakai Masker Saat Seleksi

“Jika pada triwulan III 2020 pertumbuhan masih negatif, maka akan resmi masuk resesi dengan digenapinya rezim pertumbuhan negatif selama dua periode kuartal berturut-turut,” kata Anis kepada wartawan, Senin (10/8).

Menurut Anis, pandemi Covid-19 berimbas pada nasib jutaan pekerja yang dirumahkan ataupun terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

BACA JUGA: Silakan Dibaca! Begini Solusi dari Menteri Ida Untuk Pekerja Korban PHK

Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) per 27 Mei 2020 memperlihatkan  3.066.567 pekerja telah dirumahkan ataupun terkena PHK lantaran pandemi Covid-19. Sementara berdasar catatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, hingga Juli 2020 ada lebih dari 6,4 juta pekerja yang kena PHK ataupun dirumahkan.

Menyitat data Badan Pusat Statistik (BPS), Anis menyebut pada Februari 2020 atau sebelum pandemi melanda, ada tiga lapangan kerja yang dominan. Perinciannya adalah pertanian sebesar 29,04 persen, perdanganan (18,63 persen), dan industri pengolahan (14,09 persen).

BACA JUGA: Ada Ataupun Tidak Covid-19, RUU Cipta Kerja Penting Untuk Tekan Angka Pengangguran

Sementara itu, lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase jika dibandingkan pada Februari 2019 adalah jasa pendidikan (0,24 persen), konstruksi (0,19 persen), dan   kesehatan (0,13 persen).

Anis juga mengatakan peluang bekerja di bidang penjualan dan pemasaran (sales and marketing) paling besar, mencapai 50,5 persen. Perinciannya adalah untuk posisi entry level (32,49 persen),  associate (65,14 persen), internship (0,35 persen), mid-senior (1,98 persen), serta direktur (0,07 persen).

Adapun peluang lowongan pekerjaan di bidang IT dan software mencapai 13,4 persen dengan perincian untuk internship (2,92 persen), entry level (37,92 persen), associate (39,01 persen), mid-senior (19,82 persen), dan direktur (0,33 persen).

Posisi berikutnya bidang pelayanan umum (general services) yang mencapai 11,5 persen. Perinciannya adalah untuk internship di angka (32,44 persen), entry level (66,56 persen), associate (0,78 persen), mid-senior (0,19 persen), dan direktur (0,03 persen).

Ia menambahkan, posisi program officer development paling banyak dicari calon pekerja. Diikuti account officer, business analyst, social media officer, dan banking officer.

"Secara keseluruhan lowongan kerja yang dibuka untuk lulusan baru mencapai 54,2 persen," katanya.

Oleh karena itu Anis memberikan masukan kepada penyelenggara pendidikan tinggi untuk berkomitmen dalam peningkatan investasi dalam pengembangan digital skills, selalu mencoba dan menerapkan purwarupa teknologi terbaru, learning by doing, serta menggali bentuk kolaborasi baru bagi model sertifikasi atau pendidikan dalam ranah peningkatan kemampuan digital.

Selain itu, Anis juga mendorong penyelenggara pendidikan tinggi melakukan kolaborasi antara dunia industri, akademisi, dan masyarakat untuk mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan skill bagi era digital di masa depan, serta menyusun kurikulum pendidikan yang telah memasukan materi terkait human-digital skills.(boy/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler