Indonesia Terjeremus ke dalam Kerakusan, Tetapi Mayoritas Rakyatnya Miskin

Selasa, 20 Desember 2022 – 18:29 WIB
Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti. Foto: Tim DPD

jpnn.com - LAMONGAN - Perubahan konstitusi telah membuat Indonesia terjerembap ke dalam globalisasi yang rakus.

Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti menyebut itu saat mengisi kuliah umum Wawasan Kebangsaan di Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan, Selasa (20/12).

BACA JUGA: Warga Miskin Harus Gigit Jari, Dana BLT Rp 149 Juta Dirampok

Pada kesempatan itu hadir Ketua Senat Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan Afif Hasbullah dan Rektor Hafidh Nashrullah, beserta seluruh jajaran dan ratusan mahasiswa.

LaNyalla mengatakan, hal itu terjadi sejak bangsa ini mengubah konstitusi pada 1999-2002.

BACA JUGA: Patut Ditiru, Warga Miskin di Kota ini Menikmati Air PDAM Secara Gratis

"Dalam konteks perekonomian misalnya, Indonesia kaya sumber daya alam. Namun, berbanding terbalik dengan kondisi rakyatnya yang mayoritas hidup dalam garis kemiskinan. Itulah yang terjadi di negeri ini. Sengaja hal itu saya sampaikan sebagai pengingat bahwa kita sebagai sebuah bangsa telah terjerumus terlalu jauh ke dalam globalisasi yang rakus," kata LaNyalla di hadapan ratusan mahasiswa dan staf pengajar Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan.

Senator asal Jawa Timur itu memaparkan, sejak konstitusi diamendemen, makin hari oligarki ekonomi kian membesar dan menguasai apa saja.

BACA JUGA: BBM Naik, Tarif Ojol Meningkat, Yang Miskin Makin Banyak

"Termasuk menguasai cabang-cabang produksi yang penting bagi hajat hidup orang banyak. Masuk ke dalam partai politik dan memaksa kekuasaan berpihak kepada mereka melalui puluhan undang-undang dan peraturan yang berpihak kepada kepentingan mereka," tutur LaNyalla.

Menurut dia, sejak amendemen konstitusi itu, Indonesia tak lagi menerapkan demokrasi Pancasila dan ekonomi Pancasila yang merupakan cita-cita para pendiri bangsa yang dituangkan dalam UUD 1945 naskah asli.

Tokoh asal Bugis yang besar di Surabaya itu telah berkeliling ke 34 provinsi dan lebih dari 300 kabupaten/kota, menyerap aspirasi, membangun kesadaran masyarakat tentang kekeliruan arah perjalanan bangsa ini.

"Marilah hentikan ketidakadilan yang melampaui batas, yang telah membuat jutaan rakyat sebagai pemilik sah kedaulatan negara ini menjadi sengsara," tutur LaNyalla.

Dia berharap mahasiswa Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan berada di garis terdepan memperjuangkan pemikiran para pendiri bangsa.

LaNyalla meyakini mahasiswa sebagai kaum intelektual memiliki semangat nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang tinggi.

"Jika dibiarkan kondisi berlarut, Indonesia akan makin banyak dipenuhi keganjilan," katanya.

LaNyalla pun mengajak seluruh komponen bangsa kembali kepada UUD 1945 naskah asli, yang selanjutnya disempurnakan dengan teknik adendum.

"Kembali kepada UUD 1945 naskah asli adalah solusi mengatasi kerusakan bangsa. Akar persoalan kerusakan bangsa ini ada di hulu, yakni konstitusi yang telah meninggalkan rumusan pendiri bangsa," ujar LaNyalla. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler