jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Muhammad Firdaus mengapresiasi terpilihnya Indonesia sebagai anggota dewan pada Badan Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) mewakili Asia.
Menurutnya, kepercayaan ini adalah prestasi yang luar biasa, sekaligus kebanggaan bagi bangsa Indonesia.
"Dalam sejarah Indonesia pernah punya posisi yang sangat penting ini, tetapi sudah lama sekali, yaitu pada zaman Orba (Orde Baru)," kata Firdaus, Rabu (23/6).
Firdaus mengatakan dengan posisi tersebut ke depan, Indonesia berpeluang besar memberi masukan konkret dalam mengembangkan pertanian global.
BACA JUGA: Mentan Syahrul Sebut Hari Krida Pertanian 2021 Sangat Spesial, Ini Sebabnya...
Di sisi lain, Indonesia juga bisa berkontribusi langsung pada aspek perbaikan data pertanian.
"Aspek perbaikan itu meliputi metode pengukuran food waste, inovasi pertanian rakyat, dan berbagai lesson learned, serta show cases yang sudah ada di Indonesia dalam digitalisasi pertanian," kata Firdaus.
BACA JUGA: Mentan Syahrul Sebut Provinsi Bali Jadi Simbol Pertanian Maju
Menurut Firdaus, posisi Indonesia dalam memperkuat pangan dunia sangatlah penting, terutama dalam mentransfer teknologi dan digitalisasi yang terus berkembang sehingga pembangunan pertanian nasional akan lebih baik dan lebih merata.
"Kepentingan nasional posisi ini penting karena sebagai organisasi pangan dunia tentunya akan dapat dimanfaatkan Indonesia untuk transfer teknologi dan model kebijakan pembangunan pertanian secara lebih baik," tutur Firdaus.
Indonesia terpilih menjadi wakil kelompok regional Asia bersama lima negara Asia lainnya yaitu Bangladesh, China, Jepang, Filipina, dan Korea Selatan.
Total anggota FAO yang ada saat ini jumlahnya mencapai 49 anggota dengan komposisi perwakilan regional Afrika (12), Asia (9), Eropa (10), Amerika Latin dan Karibia (9), Near East (6), Amerika Utara (2) dan Southwest Pacific (1).
Indonesia sendiri bergabung dengan FAO sejak tahun 1948 dan telah menjabat sebagai anggota dewan FAO selama periode 1955-1964, 1967-2000, 2003-2014, 2015-2018, dan 2020-2021. (cr3/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama