Indonesia vs Thailand: Jangan Kaget Lagi jika Skuad Garuda Agresif & Menyengat

Senin, 27 Desember 2021 – 15:51 WIB
Manajer Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Timnas Indonesia vs Thailand leg 1 Final Piala AFF 2020 akan berlangsung pada Rabu (29/12) malam di National Stadium, Singapura.

Final Piala AFF 2020 Indonesia vs Thailand leg 2 dijadwalkan digelar pada Sabtu, 1 Januari 2022 mendatang.

BACA JUGA: Prediksi Skor Indonesia vs Thailand: Kuasa Hukum Habib Rizieq Sebut Nama Egy Maulana

Bagaimana peluang Asnawi Mangkualam memenangi pertandingan melawan Thailand?

Memang, Thailand tergolong tim yang paling sulit dikalahkan di ajang Piala AFF 2020. Namun, Timnas Indonesia juga bukan tim yang lemah.

BACA JUGA: Final Piala AFF 2020 Indonesia vs Thailand, Kalimat Ngoc Hai Ditujukan kepada Seluruh Rakyat Vietnam

Kemampuan menumbangkan Malaysia dan menahan seri Vietnam merupakan salah satu indikasi grafik permainan skuad Garuda tengah meningkat.

Dalam soal teknik, Timnas Indonesia juga bukan tim yang tertinggal. Terbukti, sebelumnya sudah lima masuk final Piala AFF.

BACA JUGA: Final Piala AFF 2020: Thailand Diberi Bonus Fantastis, Bagaimana Timnas Indonesia?

Kepercayaan diri tinggi ditambah waktu istirahat lebih panjang bisa membuat kondisi fisik lebih baik dan waktu lebih dari cukup bagi Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong dalam menyiapkan ramuan taktik paling jitu untuk menghadapi Thailand.

Timnas Indonesia punya prospek besar mengakhiri dahaga gelar selama 30 tahun. Permainan yang agresif juga bisa melengkapi modal Indonesia merebut gelar juara Piala AFF 2020.

Shin Tae Yong menyatakan tak apa-apa bermain agresif, sepanjang tak menyakiti lawan. Dia malah menilai tim-tim Asia Tenggara kurang agresif.

"Saya tak beranggapan kami telah bermain terlalu agresif. Justru salah satu hal yang saya pelajari dari sepak bola Asia Tenggara saat pertama kali saya menangani Indonesia adalah para pemain kurang begitu agresif," ujar Shin Tae Yong.

Shin Tae Yong mengatakan kalimat tersebut ketika menjawab pertanyaan ESPN mengenai kritik penggemar tim lawan bahwa Indonesia terlalu agresif selama Piala AFF 2020.

"Pendekatan fisik adalah hal yang mesti kami ambil, jadi saya sama sekali tak memasalahkannya," kata pria kelahiran 11 Oktober 1970 itu.

Gaya bermain agresif itu pula yang menjadikan skuad Garuda terasa lebih menyengat, lebih menghibur, dan memacu adrenalin.

Para pemain Timnas Indonesia terlihat seperti menampilkan wajah khas sepak bola Korea yang ngotot, terus menekan, percaya diri, dan bermain dalam semangat team work yang kuat.

Asnawi Mangkualam cs menunjukkan semangat bertempur yang tinggi sampai tak ragu beradu fisik untuk merebut bola dan menjarah area lawan.

Sungguh intervensi karakter yang baik yang berasal dari kultur sepak bola yang puluhan tahun belakangan membuat Korea Selatan berbicara banyak di tingkat regional dan internasional.

Bermain penuh percaya diri pula yang mungkin paling menarik untuk dicermati. Aspek ini sering menjadi faktor pembeda saat dua tim bertanding.

Para pemain Timnas Indonesia memiliki aspek itu saat ini, yang bahkan nyaris merata, termasuk kiper Nadeo Argawinata.

Lantaran kepercayaan diri yang tinggi, Nadeo mampu mementahkan tendangan penalti Faris Ramli dalam leg kedua semifinal melawan Singapura yang berkesudahan 4-2 Sabtu malam pekan lalu.

Saat Singapura tinggal sejengkal lagi mencapai final Piala AFF, sejak sebelum Faris mengambil ancang-ancang mengeksekusi penalti itu, Nadeo terlihat sama sekali tak tertekan, padahal saat itu dialah yang paling menentukan nasib Indonesia selanjutnya.

Silakan saja beranggapan Timnas Indonesia menang karena menghadapi tim yang tiga pemainnya terkena kartu merah.

Namun, jangan menghilangkan fakta bahwa Indonesia memang bermain bagus dan menjadi pihak yang lebih bisa mengelola emosi dan tekanan.

Timnas Indonesia juga menjadi tim yang paling on fire yang terlihat dari 18 gol yang diciptakan sejauh ini yang terbanyak dibandingkan dengan tim mana pun dalam Piala AFF 2020 ini.

Tangan dingin Shin Tae Yong rupanya telah secara perlahan memberi identitas baru untuk sebuah tim yang kini akrab dalam predikat menekan, ngotot, dan penuh percaya diri.

Predikat ini juga sering dimiliki tim-tim besar, termasuk Korea Selatan yang langganan putaran final Piala Dunia, bahkan pernah merasakan semifinal Piala Dunia 2002 dan 16 Besar Piala Dunia 2010. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler