Indosat Tekan Kartu Hangus

Jumat, 03 Agustus 2012 – 08:45 WIB
SURABAYA- PT Indosat Tbk akan membatasi penjualan kartu perdana. Langkah itu ditempuh lantaran tingginya calling card (kartu sekali pakai) sehingga berdampak pada peningkatan jumlah kartu hangus. Untuk itu, ke depan penjualan kartu perdana akan diprioritaskan bagi pelanggan yang benar-benar menggunakan untuk jangka waktu lama.

Director and Chief Commercial Officer Indosat Erik Meijer mengatakan ada perubahan pada fokus strategi, terutama menyangkut penjualan kartu perdana. Diuraikan, dulu operator jor-joran dalam menjual perdana. Ditambah dengan berbagai macam bonus untuk menarik minat konsumen. Namun, setelah dianalisis, strategi tersebut tidak tepat karena memicu calling card.

"Adanya perdana murah malah mendorong konsumen untuk membeli terus. Jadi, tiap kali pulsa habis, mereka beli perdana lagi. Buat kita itu tidak bagus, karena tidak ada nomor yang melekat. Begitu pula buat pelanggan," katanya saat peresmian Indosat Shop di Hi-Tech Mall, Kamis (2/8).

Dikatakan, beberapa bulan lalu pihaknya sudah merancang strategi baru. Artinya, penjualan perdana dikhususkan untuk konsumen yang memang akan menggunakan kartu untuk dalam jangka waktu lama. Sejalan dengan itu, ke depan akan ada perubahan sistem pricing. "Karena itu, kami tidak akan mengeluarkan banyak kartu perdana baru. Dan, mulai fokus pada pelanggan berkualitas," tandasnya.

Selama ini, dari total penjualan kartu perdana, hampir separo lebih yang hangus dan sisanya tetap mempertahankan nomor tersebut. Erik meyakini, strategi yang dijalankan bisa menekan jumlah kartu hangus. "Saat ini masih dalam proses, tapi sekarang saya kira (kartu hangus, Red) sudah turun menjadi 20 persen," ujar dia.

Dengan demikian, nanti diikuti dengan peningkatan ARPU (average revenue per user). Saat ini, lanjut Erik, besaran ARPU berbeda tiap operator kisaran Rp 5.000-50.000. Contohnya, konsumen yang menggunakan ponsel untuk SMS dan telepon menghabiskan Rp 25.000-30.000 per bulan. Sedangkan, konsumen yang haus data bisa mencapai Rp 50.000-100.000 per bulan. "Ini tergantung konsumen, tapi kalau yang kita inginkan ya setinggi-tingginya," tutur Erik.

Di samping itu, untuk memenuhi kebutuhan konsumen, Indosat meresmikan Indosat Shop kedua di Indonesia. Gerai tersebut ditujukan untuk contact point penjualan dan pelayanan exclusive produk Indosat. Sebelumnya, pihaknya meresmikan gerai serupa di Jakarta.

"Tentu ke depan kami akan melakukan penambahan Indosat Shop. Tapi, harus kita evaluasi terlebih dulu. kalau terbukti sukses baru kita tambah. Artinya, Indosat Shop yang sudah ada memang ramai pengunjung serta akan kami evaluasi dengan cara bertanya ke outlet di sekelilingnya, apakah keberadaan Indosat Shop ini membantu angka penjualan mereka atau tidak," urainya.

Sementara dari sisi investasi, tahun ini Indosat akan mengucurkan Rp 6 triliun untuk memperkuat jaringan 3G. Itu sejalan dengan tingginya permintaan konsumen. Menurutnya, penambahan itu untuk mengisi blank spot yang terjadi. "Kalau 2G saya rasa jarang blank spot. Berbeda dengan 3G, karena itu fokus kami ke 3G khususnya di pusat kota dan wilayah yang banyak perumahannya. Mulai dari Jawa, Sumatera, bahkan Kalimantan dan Sulawesi sudah ada 3G," terangnya. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Garuda Raih Laba Rp 99 Miliar

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler