Indra Charismiadji: Sekarang Ini seperti Tebak-tebak Berhadiah

Kamis, 30 April 2020 – 04:51 WIB
Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan Praktisi Pendidikan dari Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji kembali mengkritisi kebijakan pemerintah.

Dia menyoroti platform pendidikan gratis milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Rumah Belajar ternyata tidak diakses seluruh siswa.

BACA JUGA: Indra Charismiadji Usul Gaji Guru Disesuaikan Kualitasnya

Di masa pandemic virus corona COVID-19, platform pendidikan gratis tersebut harusnya banyak diakses siswa.

"Pada dasarnya Rumah Belajar mampu memberikan akses pembelajaran kepada seluruh siswa di Indonesia bahkan ke daerah-daerah terpencil yang selama ini dikeluhkan kesulitan sinyal atau akses. Jadi uang rakyat yang dipakai untuk membangun Rumah Belajar tidak mubazir," kata Indra dalam pesan elektroniknya kepada JPNN, Rabu (29/4).

BACA JUGA: 6 Fakta tentang Obat Herbal China yang Masuk RS Rujukan COVID-19

Pertanyaan besarnya, lanjut Indra, jika 76,6% siswa tidak pernah akses Rumah Belajar ini berarti informasi ke masyarakat yang belum terbuka.

Harusnya pemerintah lebih fokus dan menginformasikan adanya platform belajar online yang gratis kepada masyarakat secara gencar.

BACA JUGA: Tengah Malam Ada Suara dari Bilik ATM, Satpam Curiga, Oh Ternyata

Yang bahaya menurut Indra, jika platform swasta mengarahkan para guru untuk hanya menggunakan platform berbayar, yang tentunya membuat polularitas Rumah Belajar selalu berada dalam bayangan.

"Mestinya dengan Rumah Belajar, sekolah-sekolah tidak perlu lagi membayar platform pendidikan berbayar. Yang terjadi sekarang kan Rumah Belajar kalah pamor dengan platform berbayar," tandasnya.

Itu sebabnya Indra menyarankan pemerintah untuk segera mendata berapa sekolah yang menerapkan sistem daring.

Berapa juga siswa dan guru yang terlibat dalam pembelajaran daring. Ini agar pemerintah bisa memutuskan kebijakan apa yang tepat agar siswa tetap mendapatkan hak pendidikannya.

"Jangan-jangan lebih banyak yang tidak pakai sistem daring. Kan sekarang ini seperti tebak-tebak berhadiah," tandasnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler