jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji menilai rerata guru di Indonesia belum menjalankan amanah untuk mencerdaskan bangsa. Aspek pendidikannya masih gagal. Guru hanya menjalankan rutinitas.
"Kalau dibilang banyak guru enggak fokus ngajar karena cari tambahan pendapatan, enggak tepat juga. Banyak kok guru yang digaji tinggi tetapi tidak menjalankan amanah mencerdaskan bangsa. Sebab, mereka bekerja tidak pakai planning," kata Indra kepada JPNN.com, Rabu (27/11).
BACA JUGA: Tolonglah, Selesaikan Kesenjangan Gaji Guru Honorer dengan PNS
Saat ini masalah guru di Indonesia masih berkutat pada kualitas, kuantitas, dan kesejahteraan. Mestinya, guru berkualitas tinggi diberikan gaji grade atas. Sebaliknya guru berkualitas rendah, gajinya grade bawah.
"Kalau ingin kualitas guru meningkat, merit sistem harus diberlakukan. Yang berkualitas digaji tinggi. Yang tidak berkualitas digaji rendah atau dipecat saja sekalian. Daripada memelihara guru yang tidak bisa ngapa-ngapain atau mengajar tetapi malah bikin siswa makin bodoh," tuturnya.
BACA JUGA: Jika Anggaran Pendidikan 20% APBN, tak Ada Keluhan Guru Honorer
Tindakan tegas itu menurut Indra harus dilakukan bila ingin menciptakan SDM unggul dan bukan sekadar retorika.
Untuk menilai kualitas guru, lanjut Indra, harus dibuat aplikasi sederhana. Mulai dari performance, feedback siswa, karya, semua bisa dijadikan variabel.
BACA JUGA: Menurut Indra Charismiadji, Bos Bimbel tak Cocok jadi Staf Khusus Presiden
"Jadi buat 360 degree assessment. Yang menilai kepsek, pengawas, sesama guru, dan siswa. Semuanya pakai aplikasi ya, bukan manual. Dari situ bisa dilihat kualitas gurunya. Kalau jelek banget ngapain dipertahankan. Lebih baik dipecat saja," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad