Industri Galangan Sulit Bersaing

Selasa, 10 Juli 2012 – 11:23 WIB
SURABAYA - Industri galangan kapal di Indonesia harus berjuang untuk bisa bersaing dengan perusahaan asing. Sebab, membangun kapal perlu biaya banyak. Industri penunjang dari dalam negeri pun tak terlampau mumpuni.
   
Kementerian Perindustrian melansir total industri galangan kapal nasional mencapai 200 perusahaan dengan kapasitas 5.000 dead weight tonnage (DWT) untuk pembangunan dan 1.500 DWT untuk menangani perbaikan.

Menurut Dirut PT Dumas Shipyard Yance Gunawan, masih banyak komponen kapal yang harus impor. "Jendela pun harus dari luar negeri," kata Yance saat peluncuran kapal pengangkut BBM Matindok yang berkapasitas 3.500 DWT, pesanan PT Pertamina (Persero), Senin (9/7).

Sejatinya, menurut Yance, banyak komponen pendukung yang seyogianya bisa digarap di dalam negeri. Misalnya, kabel-kabel hingga peranti aluminium. "Sayangnya, kebanyakan produksi dalam negeri tak ada yang untuk kebutuhan pendukung industri perkapalan," kata Yance.

Meski begitu, Yance mengakui bahwa aliran pesanan dari dalam negeri bisa mendongkrak bisnis perkapalan. Tenaga kerja pun dapat terserap. Yance mengatakan, permintaan kapal tahun ini meningkat pesat sebanyak dua kali lipat.

Total, PT Dumas mengerjakan delapan kapal yang enam di antaranya pesanan dari dalam negeri. Rinciannya, dua unit kapal tanker pesanan Pertamina, tiga unit kapal ferry milik Kementerian Perhubungan dan satu unit kapal patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP). "Mudah-mudahan ke depan terus menggunakan galangan kapal nasional. Walau dari segi harga sedikit lebih mahal dibandingkan buatan Tiongkok," ujar dia.

Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (persero) Hanung Budya mengatakan sampai akhir tahun depan pihaknya menargetkan memiliki 64 kapal. Saat ini, jumlah kapal dengan status milik sendiri sebanyak 51 unit dari total yang dioperasikan 170 kapal. "Total ada 13 kapal sedang dalam tahap konstruksi. Khusus tahun ini akan ada tujuh kapal tambahan, lima dari dalam negeri dan dua dari perusahaan di luar negeri," urainya. (res/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri Jamu Khawatir Produk Impor Ilegal

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler