Industri Keramik Cemas Tunggu Penurunan Harga Gas

Senin, 21 Maret 2016 – 15:19 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Harga gas industri yang belum jua turun membuat para pelaku industri keramik keteteran. Mereka mempertanyakan keseriusan pemerintah melaksanakan paket ekonomi jilid III tentang penurunan harga gas.

Dampak tingginya harga gas dirasakan langsung industri keramik yang sangat bergantung pada gas. Penggunaan energi, baik gas maupun listrik, berkontribusi sekitar 35 persen dari ongkos produksi industri ini.

BACA JUGA: Mitsubishi Incar Market Leader Segmen SUV

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga mengatakan, dua tahun terakhir harga gas menjadi kendala besar yang menghambat pertumbuhan industri keramik.

Padahal, sejumlah negara di Asia Tenggara sudah menurunkan harga gas sehingga industri keramik mereka bisa bersaing dengan keramik Indonesia.

BACA JUGA: Soal Taksi Online, Ini Saran Politikus PKS

”Sampai sekarang harga gas masih USD 9 per mmbtu (metric British thermal unit). Sedangkan gas di Malaysia dan Thailand antara USD 4–8 per mmbtu,” katanya kemarin (20/3).

Elisa berharap pemerintah segera merealisasikan rencana penurunan harga gas industri seperti yang diamanatkan dalam paket kebijakan ekonomi. ”Kami sudah harap-harap cemas jadi atau tidak diturunkan,” terangnya. (wir/dim)

BACA JUGA: Keren, Siap Sulap Sumur Tua jadi Wisata Migas

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Provinsi Dicoret dari Daftar Defisit Listrik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler