jpnn.com - SURABAYA - Pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) di Jawa Timur hingga triwulan 2016 melejit.
Kenaikan mencapai 6,63 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu.
BACA JUGA: Investor Asing Berminat Dirikan Bank Syariah
Beberapa hal menjadi penyebab utama kenaikan tersebut.
Salah satunya adalah faktor cuaca disebut mendukung permintaan makanan dan minuman.
BACA JUGA: Gara-Gara Bau Busuk, Perusahaan ini Hemat 2 Juta Dolar
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Jawa Timur Yapto Willy Sinatra menyatakan, permintaan camilan dan roti kering naik cukup tinggi ketika cuaca cenderung basah.
Pasar ekspor pun mengalami kenaikan 25 persen sampai triwulan ketiga tahun ini. ’’Pemerintah memberikan kemudahan untuk ekspor sehingga produsen mulai berlomba-lomba ekspor,’’ ujarnya.
BACA JUGA: Kapolri Jadi Anggota Kehormatan Asosiasi Chief Marketing Officer
Produksi minuman di Jatim sampai triwulan ketiga tahun ini tumbuh 22,09 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Beberapa jenis bahan baku di industri mamin saat ini masih mengandalkan impor. Misalnya, gula rafinasi.
Karena itu, lonjakan produksi makanan di Jatim mengakibatkan impor gula dan kembang gula meningkat 38,55 persen pada Januari sampai Oktober tahun ini.
’’Kalau dilihat secara keseluruhan, masih lesu. Tapi, setidaknya tahun ini masih lebih baik kalau dibandingkan dengan tahun lalu,’’ ungkap Yapto.
Salah satu jenis industri pengolahan makanan yang mengalami kenaikan cukup pesat adalah mentega 26,13 persen pada Januari–Oktober 2016.
Asosiasi memprediksi industri itu mampu menikmati pertumbuhan 10–15 persen pada tahun ini. (vir/c14/noe/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mau Rumah Cluster Seharga Rp 130 Jutaan? Ini Syaratnya
Redaktur : Tim Redaksi