Industri Pakai BBM Subsidi

Bikin Kelangkaan Pasokan di Daerah

Sabtu, 25 Juni 2011 – 10:11 WIB

JAKARTA - Dugaan adanya penyelewengan BBM subsidi ke sektor industri makin menguatIni setelah PT Pertamina (Persero) merilis data tentang penjualan BBM nonsubsidi ke sektor industri yang tidak mencapai target

BACA JUGA: Harga Gula Masih Fluktuatif

Direktur Pemasaran Pertamina Djaelani Sutomo mengatakan, hingga akhir April 2011 penjualan BBM nonsubsidi ke sektor industri (di luar PLN) hanya 87 persen dari target
"Itu untuk non-PLN," ujarnya kemarin (24/6).

Data Pertamina menunjukkan, sepanjang Januari?April 2011, penjualan BBM industri non-PLN baru 2,59 juta kiloliter (KL)

BACA JUGA: Indonesia Potensi Jadi Pusat Halal Dunia

Padahal, berdasar Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Pertamina menargetkan penjualan 2,97 juta KL hingga April dan 8,90 juta KL sampai akhir tahun.

Menurut Djaelani, rendahnya penjualan BBM ke sektor industri dipicu tingginya harga BBM nonsubsidi yang sempat mencapai hampir lipat dua dari BBM subsidi (solar) yang seharga Rp 4.500 per liter
"Tingginya disparitas harga itu menyebabkan banyak industri beralih ke BBM subsidi

BACA JUGA: Harga Gula Masih Fluktuatif

Padahal, seharusnya mereka menggunakan BBM nonsubsidi," katanya

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Tubagus Haryono mengatakan, tingginya disparitas harga BBM nonsubsidi dan BBM subsidi membuat banyak oknum menyelewengkan BBM subsidi ke sektor industri"Itu pula yang menyebabkan kelangkaan BBM di beberapa daerahTerutama di daerah yang di situ terdapat industri pertambangan atau kelapa sawit," terangnya.

Djaelani menambahkan, selain beralihnya industri ke BBM bersubsidi, rendahnya realisasi penjualan BBM nonsubsidi Pertamina juga disebabkan turunnya konsumsi BBM oleh TNI/Polri"Khususnya TNI AD dan TNI AL yang belum mengoptimalkan alokasi BBM pada kuartal II 2011," ucapnya.

Di sisi lain, penjualan BBM Pertamina ke PLN justru melebihi targetSenior Vice President (SVP) Marketing and Distribution PT Pertamina Djoko Prasetyo mengatakan, sepanjang Januari?April target penjualan BBM ke PLN sesuai RKAP sebesar 2,08 juta KL"Namun, realisasinya sudah 3,28 juta KL," ujarnyaMenurut Djoko, sepanjang 2011, Pertamina menargetkan penjualan BBM ke PLN sebesar 6,25 juta kiloliter.

Namun, melihat tren penjualan BBM kepada PLN saat ini, realisasinya diperkirakan bisa tembus 7?8 juta KL"Kenaikan itu disebabkan kebutuhan BBM oleh PLN memang meningkat karena suplai gas untuk pembangkit masih kurangKami melayani BBM ke 887 pembangkit PLN yang tersebar di seluruh Indonesia," kata Djoko.

Sementara itu, Pertamina meminta kepada pemerintah untuk segera membayar 8 juta paket tabung yang telah didistribusikan pada 2008Pada 2008, terdapat 15,1 juta paket tabung perdana yang didistribusikan Pertamina dengan biaya konversi Rp 3,6 triliunNamun, pemerintah baru membayar Rp 1,6 triliunSaat ini, masih dilakukan audit oleh BPK soal konversi minyak tanah"Kita harap auditnya segera selesai," ujar Djaelani.

Untuk program konversi minyak tanah ke elpiji, mulai 2007 hingga 2011 sudah didistribusikan 51,34 juta paket perdana elpiji 3 kg dengan nilai penghematan Rp 48 triliunTahun ini, Pertamina menargetkan mendistribusikan 9,2 juta paket perdana dengan target penghematan Rp 13,6 triliun

Untuk 2011, sebenarnya jumlah paket perdana yang didistribusikan adalah 3,8 juta paketNamun, pada 2010 masih ada sisa 5,4 juta paket perdana yang belum didistribusikanDengan begitu, tahun ini jumlah yang harus didistribusikan 9,2 juta paket(owi/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 14 Pabrik Pengolahan Cokelat dan Kakao Diresmikan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler