Industri Ritel Lesu, Pindah Lokasi Jadi Solusi

Senin, 18 September 2017 – 10:49 WIB
Matahari Department Store.FOTO: FATZERIN/KALTIM POST/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Industri ritel tengah menghadapi situasi sulit dalam beberapa waktu terakhir.

Ramaya sudah menutup sejumlah gerai beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Sektor Ritel Tumbuh, Matahari Raih Laba Rp 1,3 Triliun

Setelah itu, Matahari Department Store juga menutup dua gerainya di Pasaraya Blok M dan Manggarai, Jakarta.

Namun, itu bukan berarti pelaku industri ritel menyetop ekspansi.

BACA JUGA: Jelang Lebaran, Matahari Jorjoran Diskon

Pelaku bisnis tersebut tetap optimistis mampu menggenjot penjualan.

Corporate Secretary & Legal Director PT Matahari Department Store Tbk Miranti Hadisusilo mengonfirmasi bahwa dua gerai di Jakarta segera stop operasi.

BACA JUGA: Laba Bersih Rp 2 Triliun, Matahari Batasi Gerai Baru

’’Matahari Department Store Pasaraya Blok M dan Manggarai ditutup per akhir September ini. Industri ritel sedang slowing down sehingga dua gerai itu tidak sesuai dengan target manajemen,’’ ujarnya saat dihubungi Jawa Pos, Minggu (17/9).

Meski menutup dua gerai, Miranti menambahkan, kinerja Matahari secara keseluruhan masih cukup baik.

Hal tersebut ditunjukkan dengan rencana Matahari untuk terus melakukan ekspansi.

Dua gerai yang ditutup itu digantikan dengan pembukaan satu sampai tiga gerai baru hingga akhir tahun ini.

’’Ada (pembukaan baru, Red) satu di Jawa dan dua lagi di luar Jawa. Di samping itu, kami tentu berharap pemerintah melakukan tindakan untuk meningkatkan investasi dan perekonomian Indonesia, terutama di sektor ritel,’’ ungkap Miranti.

Berdasar kinerja keuangan per semester pertama 2017, penjualan Matahari Department Store menyusut 27,4 persen menjadi Rp 3,76 triliun jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) juga mengaku menutup gerai. Emiten yang membawahkan jaringan ritel merek Hero, Giant, Guardian, dan Ikea tersebut menutup gerai karena beberapa alasan.

Misalnya, perkembangan demografi yang memengaruhi kunjungan ke toko, juga bergesernya perilaku konsumen ke e-commerce.

Presiden Direktur HERO Stephane Deutsch menyatakan, bisnis perseroan mengalami pertumbuhan penjualan yang berbeda.

Dari divisi non-makanan (nonfood), penjualannya tercatat naik 12,2 persen (yoy) pada semester pertama 2017. Selanjutnya, divisi food turun 6,2 persen.

’’Tapi, kami tidak berencana menutup toko besar-besaran tahun ini. Kami akan ekspansi toko-toko baru seperti menambah toko hypermarket Giant, Ikea, dan Giant Mart,’’ katanya. (agf/rin/c22/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gencarkan Pameran untuk Dongkrak Penjualan Kosmetik


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler