jpnn.com, SURABAYA - Inflasi Jawa Timur pada Oktober tercatat 0,19 persen. Komoditas utama yang memengaruhi inflasi pada bulan lalu ialah bahan bakar minyak (BBM).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Teguh Pramono mengatakan, seluruh kota mengalami inflasi.
BACA JUGA: Tren Inflasi Harus Diwaspadai, Akhir Tahun Bisa 3,6 Persen
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Malang dan Sumenep yang mencapai 0,30 persen. Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 0,09 persen.
’’Makanya, inflasi Jatim mencapai 0,19 persen. Andil terbesar dari BBM. Disusul emas perhiasan dan cabai merah,’’ ujar Teguh, Kamis (1/11).
BACA JUGA: Please, Jangan Kira Pak Jokowi Tak Pernah Masuk Pasar
Sebagaimana diketahui, pemerintah melakukan penyesuaian harga jual BBM jenis pertamax series, dex series, dan bio solar nonsubsidi pada 10 Oktober.
Selain tiga komoditas utama, yang mendorong inflasi, antara lain, daging ayam ras, tahu mentah, sewa/kontrak tempat tinggal, cat tembok, dan besi beton.
BACA JUGA: Guru Besar IPB Apresiasi Kinerja Sektor Pertanian
Yang menyumbang deflasi, antara lain, telur ayam ras, tomat sayur, dan daging sapi.
Untuk telur ayam ras, pada Oktober harganya cenderung menurun.
Sebab, produksi telur melimpah, sedangkan penyerapan pasar tidak optimal. Kemudian, untuk tomat sayur, suplainya juga melimpah karena masa panen.
’’Di antara tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami inflasi dan satu deflasi. Inflasi tertinggi kelompok sandang 0,56 persen, sedangkan yang deflasi kelompok bahan makanan,’’ imbuh Teguh.
Inflasi di kelompok sandang tercatat 0,56 persen, diikuti kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,42 persen. (rin/ken/res/c7/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiap 10 Tahun di Lubang yang Sama
Redaktur : Tim Redaksi