jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Ekonomi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Muhammad Firdaus mengatakan, ada beberapa syarat mutlak agar sektor pertanian tidak menjadi pencetak inflasi.
“Yang pasti suplainya harus tersedia. Pertanian itu, kan, tugas utamanya menyediakan bahan pangan. Lalu, yang kedua, ketersediaan bahan bakunya," ujar Firdaus, Rabu (12/9).
BACA JUGA: Tiap 10 Tahun di Lubang yang Sama
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian bukan penyumbang inflasi per Agustus 2018. Firdaus pun mengapresiasi pencapaian itu.
"Jadi, artinya kabar baik. Artinya, inflasinya tidak berketerusan,” kata Firdaus.
BACA JUGA: Sandi Tuding BPS Dikendalikan Pemerintah, PSI: Frustasi Pak?
Firdaus menambahkan, ketersediaan suplai dari produksi pertanian yang bagus bakal memengaruhi terjangkaunya nilai harga dan menjaga kadar kualitasnya.
Dia menuturkan, seluruh komoditas pertanian harus diperhatikan oleh pemerintah agar tidak menjadi penyebab penyumbang inflasi.
BACA JUGA: Himaskultura Nilai Mentan Andi Amran Propetani dan Konsumen
Apalagi, sambung Firdaus, setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan komoditas pertanian yang berbeda.
Firdaus juga menyambut baik meningkatnya nilai tukar petani (NTP) sebesar 0,89 persen pada Agustus 2018 berdasarkan data BPS.
Menurut Firdaus, NTP langsung berhubungan dengan hasil kinerja sektor pertanian dan tidak terkait dengan bidang apapun.
"Sebetulnya NTP itu memang hanya mengacu langsung pada sektor pertanian itu sendiri. Jadi, kenaikan NTP sesuatu yang bagus. Kalau misalnya naik dan terus menerus, ya, bagus," ujar Firdaus.
Kendati demikian, Firdaus berharap pencapaian NTP perlu terus digenjot sehingga mampu mencapai angka maksimal sesuai target seharusnya yang bisa diwujudkan.
Sebelumnya, BPS merilis data per Agustus 2018 tentang sektor yang memberikan andil serta persentasenya.
Ada tujuh sektor yang menjadi penyumbang terjadinya inflasi umum menurut kelompok pengeluaran.
Sektor pertama adalah bahan makanan. Kedua adalah makanan jadi, minuman, rokok serta tembakau. Ketiga adalah perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar.
Faktor keempat adalah sandang. Sektor kelima adalah kesehatan. Faktor keenam ialah pendidikan, rekreasi, olahraga. Sektor terakhir adalah transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
Sementara itu, berdasarkan komponen, ada tiga faktor penyebab inflasi Agustus 2018. Pertama, inti, kemudian kedua harga diatur pemerintah dan ketiga bergejolak. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Akui PDB Pertanian Triwulalan II 2018 Tumbuh Tertinggi
Redaktur : Tim Redaksi