jpnn.com - JAKARTA – Di tengah meroketnya harha sejumlah kebutuhan pokok, tingkat inflasi sepanjang Juni masih terkendali. Badan pusat statistik merilis, inflasi Juni lalu hanya 0.66 persen.
Beberapa komoditas menjadi pemicu inflasi saat Ramadan. Di antaranya ialah tiket pesawat, daging ayam ras, gula pasir, dan perhiasan emas. Kepala BPS Suryamin menilai tingkat inflasi Juni tahun ini masih moderat.
BACA JUGA: Sebulan, Anak Usaha PT Semen Indonesia Ini Ekspor 50 Ribu Ton
Nilainya juga tidak jauh berbeda dengan besaran inflasi pada Juni tahun-tahun sebelumnya. Inflasi terjadi di hampir seluruh kota di Indonesia. Tingkat inflasi tertinggi terjadi di Pangkalpinang, yakni 2,14 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Padang, yaitu 0,10 persen.
Tekanan inflasi berasal dari naiknya harga sejumlah komoditas pangan seperti daging ayam ras, ikan segar, telur ayam ras, gula pasir, kentang, wortel, beras, daging sapi, dan kelapa.
BACA JUGA: Persaingan Makin Sengit, Nasib PT Semen Padang Gimana?
Kenaikan harga daging ayam yang mencapai 5,63 persen disebabkan naiknya harga di distributor, sedangkan kenaikan harga gula pasir sebesar 6 persen disebabkan melonjaknya permintaan.
Selain komoditas pangan, tarif angkutan udara, tarif dasar listrik, sampai emas perhiasan juga menyumbang inflasi. Satu-satunya komoditas yang harganya turun adalah bawang merah, yakni 10, 19 persen. Sebab, sentra-sentra produksi sudah memasuki musim panen.
BACA JUGA: Semen Padang Kuasai 43 Persen Pangsa Pasar
Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menambahkan, inflasi karena naiknya tarif angkutan udara diprediksi tidak berlanjut hingga Juli.
Dia meyakini pada Juli ini inflasi masih kurang dari satu persen. ’’Masih oke lah. Pada minggu kedua komoditas yang sekarang naik tajam itu akan stabil atau menurun,’’ kata Sasmito.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menilai, inflasi pada Juni ini dapat disebut sebagai inflasi Ramadan terendah dalam beberapa tahun terakhir. ’’Biasanya inflasi di bulan puasa mencapai 0,9–1,2 persen month-on-month,’’ ungkapnya.
Karena itu, Mirza menilai inflasi sepanjang tahun ini masih sesuai dengan target inflasi BI, yakni empat persen plus minus satu persen. ’’Cara melihatnya harusnya kalau kita melihat year on year berarti 3,45 persen. Itu masih masuk target Bank Indonesia,’’ ucapnya.
Inflasi Juni lalu diprediksi menjadi puncak inflasi bulanan tahun ini. Sebab, inflasi setelah Ramdan dan Lebaran biasanya secara bertahap akan turun. ’’Nanti biasanya mulai naik lagi dekat akhir tahun Oktober–November,’’ tuturnya. (ken/dee/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pimpinan MPR dan DPR Kompak Jual Daging Murah
Redaktur : Tim Redaksi