jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan negara yang tergabung dalam Group of Twenty atau G20 telah sepakat terus melakukan aksi global bersama dalam menghadapi pandemi Covid-19 serta dampaknya terhadap kesehatan, sosial dan ekonomi.
Sebelumnya Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengikuti rangkaian Pertemuan Menkeu dan Menteri Kesehatan G20, Pertemuan Menteri Keuangan serta Gubernur Bank Sentral ASEAN+3, serta Sidang Tahunan Asian Development Bank (ADB) pada 16-18 September 2020.
BACA JUGA: KTT LB G20: Dana 4 Miliar Dolar AS Disiapkan Demi Vaksin Corona
“Pandemi Covid-19 merupakan wake-up call bagi dunia tentang pentingnya investasi dalam pengembangan kapasitas kesiapan dan respons menghadapi pandemi," kata menteri yang kondang dengan inisial SMI itu dalam keterangan resminya, Senin (21/9).
Lebih lanjut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyatakan bahwa pemerintah terus melakukan penguatan sektor kesehatan dalam rangka memastikan akses bagi setiap orang terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.
BACA JUGA: KTT G20: Presiden Xi Jinping Serukan Perang Global Maksimal
"Di sisi lain, Indonesia juga melakukan upaya pemulihan ekonomi dengan memberikan dukungan terhadap masyarakat yang terdampak, termasuk UMKM dan dunia usaha," tambahnya.
Teknokrat lulusan Universitas Indonesia (UI) itu menambahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa tidak satu pun negara telah sepenuhnya siap menghadapi pandemi Covid-19 yang menyebar secara cepat dan berdampak besar pada kehidupan.
BACA JUGA: Bu Menkeu Perlebar Defisit APBN 2021 Jadi Rp 1.006,4 Triliun, Utang Bakal Bertambah
"Masih terdapat gap atas kapasitas pandemic preparedness, baik pada level nasional maupun level global," ujarnya.
Pada level nasional, kata SMI, umumnya kesenjangan tersebut terdapat pada kapasitas sistem surveillance (pengawasan) pandemi yang belum kuat, sistem kesehatan yang terbatas, koordinasi antar-lembaga yang belum efektif, dan komunikasi publik yang belum optimal.
"Pada level global, kesenjangan kapasitas mencakup pada kemampuan untuk melakukan proses surveillance and prevention yang terbatas, kapasitas sistem kesehatan dan supply chain yang masih lemah, koordinasi global leadership yang belum optimal dan koordinasi research and development yang belum kuat," jelasnya.
Oleh karena itu G20 menegaskan pentingnya prinsip adil, merata dan terjangkau bagi semua negara di dunia atas akses terhadap peralatan medis dan obat-obatan yang dibutuhkan, termasuk vaksin Covid-19.
Dalam mendukung hal tersebut, G20 mendorong aksi global melalui inistiatif Covid-19 Tools Accelerator (ACT-A) dan COVAX Facility, serta mendukung voluntary licensing of intellectual property.
"Langkah-langkah penanganan tersebut tentunya membutuhkan alokasi anggaran yang besar, yang menuntut dilakukannya penajaman prioritas anggaran serta tetap menjaga keberlangsungan fiskal,” pungkas SMI.(mcr2/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Rizki Sandi Saputra