jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong satuan pendidikan melaksanakan pembelajaran tatap muka 100 persen untuk mengejar ketertinggalan siswa selama masa pandemi Covid-19.
Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Muhammad Hasbi mengimbau para guru untuk mengenali kemampuan tiap siswa melalui asesmen diagnostik, karena selama masa pandemi Covid-19, peserta didik belajar berbeda-beda sehingga level kemampuannya beragam.
BACA JUGA: Beban Siswa dan Guru Berat, Kemendikbud Minta Sekolah Gunakan Kurikulum Darurat
”Guru perlu melakukan asesmen diagnostik kepada semua peserta didik. Jadi, saat PTM, guru bisa menerapkan pembelajaran berbasis kemampuan murid,” kata Hasbi, Jumat (15/7).
Asesmen diagnostik dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan siswa, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi siswa.
BACA JUGA: Zona Merah, Sekolah di Ambon Pakai Kurikulum Darurat
Penerapan asesmen diagnostik ini, kata Direktur Hasbi, telah sejalan dengan upaya Kemendikburistek dengan memperkenalkan sebuah kurikulum yang disebut Kurikulum Merdeka.
“Kurikulum Merdeka ini memiliki sejarah panjang, yang mana pada awal pandemi, Kemendikbudristek melakukan penyesuaian terhadap Kurikulum 2013 yang kemudian melahirkan Kurikulum Darurat,” terangnya.
BACA JUGA: Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka Mulai Diberlakukan, Tidak Ada PembatalanÂ
Dia menuturkan, pandemi Covid-19 membatasi aktivitas manusia sehingga berdampak terhadap banyak bidang, termasuk pendidikan.
Hal ini menyebabkan learning loss atau kehilangan pembelajaran sehingga memicu menurunnya capaian belajar.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Kemendikbudristek, Kurikulum Darurat ini mampu mengatasi kehilangan pembelajaran yang terjadi di satuan pendidikan.
“Oleh karena itu, kurikulum ini kami sempurnakan menjadi Kurikulum Merdeka yang menjadi amunisi bagi pemerintah untuk melakukan pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19," terangnya.
Dia menegaskan PTM masih menjadi yang paling efektif dibandingkan dengan sistem lain. Misalnya, pembelajaran jarak jauh. Itu adalah strategi utama Kemendikbudristek untuk membawa kembali siswa ke sekolah. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad