jpnn.com, JAKARTA - Kapolsek Penjaringan AKBP Febri Isman Jaya mengungkap perkembangan terkini kasus pengeroyokan yang menewaskan anggota TNI AD bernama Pratu Sahdi, 22, di Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (16/1).
AKBP Febri mengatakan pihaknya telah menangkap seorang tersangka. Hanya saja, dia tidak mengungkap identitas tersangka itu.
BACA JUGA: Penampakan Terkini Lokasi Pengeroyokan yang Menewaskan Seorang Anggota TNI di Penjaringan
"Untuk update hari ini, satu tersangka sudah diamankan, sekarang masih pencarian tersangka lain," kata Febri saat dihubungi, Senin (17/1).
Febri menyebut total ada 10 saksi sudah diperiksa dalam insiden nahas itu.
BACA JUGA: AKBP Ikhwan Bersikap Tegas, Ipda RBS Langsung Dimutasi, Ini Kasusnya
Sejumlah barang bukti diamankan penyidik dalam kasus yang menewaskan anggota TNI itu.
"Barang bukti diamankan pakaian tersangka sesuai dengan video amatir warga setelah kejadian," kata Febri.
BACA JUGA: Reaksi Irjen Dedi Prasetyo Soal Kapolrestabes Medan Diduga Terima Suap dari Bandar Narkoba
Saat disinggung mengenai motif pembacokan, Febri menjawab masih dalam penyelidikan.
"Untuk motif masih penyelidikan," kata Febri.
Pada insiden itu, selain menewaskan Sahdi, dua warga sipil terluka, yaitu Samsul Ma'arif dengan luka sobek di dada sebelah kanan dan punggung belakang.
Lalu, Soleh yang mengalami luka di bagian jari manis sebelah kanan putus dua ruas.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan membeberkan kronologis pengeroyokan yang dilakukan oleh sejumlah orang tak dikenal hingga menewaskan anggota TNI AD bernama Sahdi (22).
Anggota TNI itu meninggal dunia akibat luka sabetan senjata tajam.
"Korban saling pukul dan satu pelaku berkaus hitam mencekik leher korban Sahdi sambil memegang tangan korban," beber Kombes Zulpan.
BACA JUGA: Anda Kenal Selebgram Ini? Dia sudah Ditangkap Polisi
Tak hanya sampai di situ, seorang pelaku berkaus biru menusuk korban menggunakan senjata tajam sebanyak dua kali hingga korban jatuh tersungkur. (cr3/jpnn)
Redaktur : Budi
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama