Info Terkini dari Kombes Faizal Terkait Kasus Pemukulan Dokter di Papua

Senin, 18 April 2022 – 13:48 WIB
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Papua, Kombes Pol Faizal. Foto: Ridwan/JPNN.com

jpnn.com, JAYAPURA - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum  Polda Papua kini tengah mendalami kasus pemukulan dr Jems Gedy di RSUD Dok II Jayapura.

Dirkrimum Polda Papua Kombes Pol Faizal ketika dihubungi mengatakan akan ada dua saksi yang akan dimintai keterangan.

BACA JUGA: Dokter di Papua Dipukul Keluarga Pasien, dr Anton: Kami di Sini Bukan Pembunuh

"Kami sudah menyurat untuk pemanggilan dua saksi dari RSUD guna memberikan keterangan," ucapnya, Senin (18/4) siang.

Sementara korban kata Kombes Faizal sudah dimintai keterangan setelah membuat laporan.

BACA JUGA: Operasikan PLTS, PLN Melistriki 5 Desa Terpencil di Teluk Wondama

"Kalau korban sudah di BAP kemari pas mendatangi Polda untuk membuat laporan," cetusnya.

Diberikan sebelumnya salah seorang dokter di RSUD Dok II Jayapura menjadi korban penganiayaan oleh keluarga pasien, Sabtu (16/4) malam.

BACA JUGA: Gempa Bumi Magnitudo 5,8 Guncang Yapen Papua, Warga Biak Berhamburan Keluar Rumah 

Penganiayaan itu berawal dari salah satu pasien yang dinyatakan meninggal dunia seusai menjalani operasi.

Tidak terima hal tersebut, keluarga pasien langsung melakukan pemukulan dan penganiayaan terhadap dokter Jems Gedy, spesial bedah onkologi.

Akibat kejadian itu, dr Jems mengalami lebam dan luka di wajah.

Direktur RSUD Dok II, Anthon Mote ketika dikonfirmasi membenarkan hal itu.

"Iya benar dipukul keluarga pasien," ucapnya, Minggu (17/4) malam.

Kata dia kasus penganiayaan itu telah dilaporkan di Polda Papua.

"Tim kuasa hukum sudah membuat laporan, bahkan kami sudah berkomunikasi dengan Kapolda," ucapnya.

Anthon menyayangkan pemukulan itu, pasalnya dokter Jems menjadi salah satu dari dua dokter spesialis bedah onkologi di RSUD Dok II.

BACA JUGA: Rumah Penimbunan Solar Bersubsidi Digerebek Polisi, Ya Ampun, Pelaku Tak Disangka

"dr Jems ini anak Papua, dan satu-satunya dokter onkologi yang dimiliki, kalau beliau kecewa dan memilih tidak memberikan pelayanan ini akan menjadi persoalan ketersediaan dokter di Papua," tegasnya. (mcr30/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akademisi Uncen Curiga Aktivis HAM di Papua Dendam terhadap Aparat Keamanan


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Cholid Ridwan Abubakar Sangaji

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler