Info dari Pangkogabwilhan I Soal Situasi Terkini di Laut Natuna

Minggu, 12 Januari 2020 – 22:41 WIB
Pangkogabwilhan I Laksamana Madya TNI Yudo Margono (kanan) menjawab pertanyaan wartawan tentang kondisi Laut Natuna di Lanud Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Minggu (12/1). Foto: ANTARA /M RISYAL HIDAYAT

jpnn.com, NATUNA - Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono mengungkap situasi terbaru di laut  Natuna, Kepulauan Riau.

Ia memastikan kapal Tiongkok sudah meninggalkan wilayah ZEE Indonesia pada Minggu (12/1).

BACA JUGA: Laut Natuna Dipastikan Bersih dari Kapal Tiongkok

"Dari hasil patroli udara maritim jam 14.00 WIB dan dari komandan KRI yang telah menghalau kapal Tiongkok yang ada di wilayah Indonesia. Posisi hari ini sudah di luar ZEE, di luar Natuna," kata dia kepada awak media di Natuna, Kepri, Minggu.

Ia menyatakan perlu melakukan penegasan untuk meluruskan berita simpang siur yang beredar di masyarakat.

BACA JUGA: Duarr, Bom Tas Meledak di Bengkulu, Satu Orang Terluka

Berdasarkan pemantauan dari layar Puskodal, menunjukkan kapal-kapal Tiongkok telah ke luar dari ZEE Indonesia. Informasi itu ditindaklanjuti awak pesawat Boeing 737 yang diminta cek langsung dan hasilnya, kapal asing itu sudah berada di luar 200 mill, batas terluar ZEE.

Kondisi di Natuna hanya bisa dikonfirmasi melalui deteksi yang dilakukan pesawat Boeing 737 dan KRI yang langsung mengusir kapal Tiongkok di perairan.

BACA JUGA: Permadi Diamankan saat Berbuat Terlarang dengan Seorang Perempuan

Ia mengatakan deteksi dilakukan dari udara melalui Boeing yang bekerja sama dengan KRI yang bertugas mengusir.

Selanjutnya, KRI dan pesawat terus akan menjaga perairan ZEE Indonesia.

"Tujuh KRI akan operasi rutin setiap hari, harus ada unsur yang jaga supaya tidak kembali masuk," kata dia.

Kapal RI akan bergantian patroli ZEE Indonesia.

Hasil pemantauan Puskodal dilanjutkan menggunakan pesawat dan kemudian ditindaklanjuti KRI.

Penjagaan akan dilakukan terus menerus selama 24 jam dalam sehari.

KRI yang siaga ada 7, begitu 3 KRI masuk untuk pengisian bahan bakar dan pembekalan ulang, maka 4 KRI akan keluar. Hal itu dilakukan agar tidak ada kekosongan penjagaan.

"Tidak ada batas waktu. Operasi sepanjang tahun menjaga perairan kita di Natuna," kata dia.(antara/jpnn)

VIDEO: Jokowi Curhat Di Depan Ibu Mega


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler