jpnn.com, JAKARTA - Dirjen Guru Tenaga Kependidikan/GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril menyampaikan kabar terbaru soal komposisi materi ujian PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja).
Setelah melalui pembahasan dengan panitia seleksi nasional (Panselnas), diputuskan ada empat materi ujian PPPK, yakni kompetensi bidang (sesuai mata pelajaran), manajerial, sosio-kultural, dan pertanyaan wawancara yang dijawab tertulis.
BACA JUGA: Informasi Penting Kemendikbud soal Bantuan Kuota Internet 2021, Tolong Disimak
Untuk kompetensi bidang, masing-masing peserta mendapatkan 80-100 butir soal dengan waktu 120 menit.
Kemudian tes manajerial 30 soal dengan waktu 25 menit, sosio-kultural 20 butir soal dikerjakan selama 15 menit, dan pertanyaan wawancara 10 soal dengan waktu 10 menit.
BACA JUGA: PPPK Bergembira, Ada yang Tak Disangka terkait Gaji
"Materi ujian PPPK terdiri dari 140 sampai 160 soal kompetensi bidang, manajerial, sosiokultural, pertanyaan wawancara. Semuanya dikerjakan selama 170 menit," kata Iwan Syahril kepada JPNN.com, Selasa (8/2).
Terkait bobot penilaian, Iwan menjelaskan untuk kompetensi bidang 60 persen. Sedangkan manajerial, sosiokultural, dan pertanyaan wawancara bobotnya 40 persen.
BACA JUGA: Kematian Herman Berbuntut Panjang, 6 Polisi Dibebastugaskan dan Terancam PTDH
"Kompetensi bidang lebih tinggi bobotnya karena sesuai mata pelajaran yang diajarkan gurunya. Kalau gurunya melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik, insyaallah bisa menjawab," jelasnya.
Dia juga mengimbau para guru honorer K2 maupun nonkategori tidak perlu takut menghadapi ujian PPPK yang ditargetkan Maret-April 2021.
"Ujian PPPK ini berbeda dengan ujian CPNS. Kalau ujian CPNS ada seleksi kompetensi dasar, di samping seleksi kompetensi bidang. Sedangkan PPPK fokus pada kompetensi bidang," kata Dirjen Iwan.
Karena itu, kata Iwan, bila guru honorer yang melaksanakan tugas dengan baik, maka dia akan mudah mengikuti ujian PPPK. Mengingat materi ujian seputar kegiatan guru-guru itu sendiri.
"Masih ada waktu untuk belajar menghadapi ujian PPPK. Guru tidak boleh berhenti belajar. Kalau gagal masih ada kesempatan tes kedua dan ketiga. Guru honorer harus optimistis bisa lulus tes," kata Iwan memberi semangat.
Untuk diketahui, Kemendikbud membuka rekrutmen satu juta guru PPPK. Rekrutmen ini terbesar dalam sejarah.
Kemendikbud membuka rekrutmen ini untuk memenuhi kebutuhan guru di Indonesia.
Ada tiga klasifikasi guru yang diperbolehkan ikut tes PPPK tahun ini. Ketiganya adalah guru honorer K2 yang terdata dalam data base Badan Kepegawaian Negara (BKN), tercatat di data pokok kependidikan (Dapodik), dan lulusan pendidikan profesi guru (PPG) yang belum pernah mengajar.
"Hanya peserta yang lulus tes yang bisa mengisi formasi satu juta guru PPPK ini," tutup Iwan Syahril.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad