jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri teringat pesan Presiden Pertama RI Soekarno bahwa perut rakyat harus kenyang.
Hal itu disampaikan Megawati untuk menanggapi berbagai kritik yang diterimanya di media sosial.
BACA JUGA: Eks Warga Timor-Timur di Bekasi Deklarasi Dukung Ganjar-Puan
Kritik itu muncul karena pernyataan Megawati yang heran melihat masyarakat memperebutkan minyak goreng sehingga dia memberi saran agar masyarakat menggunakan metode lain untuk memasak.
Megawati mengaku dirinya sempat disebut aneh karena seharusnya mengurusi politik, bukan makanan.
BACA JUGA: IDI Pecat Dokter Terawan, PDIP Dorong Komisi IX DPR Turun Tangan
Namun, Presiden Kelima RI itu menilai politik mencakup kehidupan rakyat, termasuk makanan sehingga tidak salah jika dirinya membahas tentang bahan pangan.
“Saya mengatakan bahwa politik bukan politik, politic its not only politic, tetapi politik itu sebetulnya adalah bagian dari kehidupan,” kata Megawati di Jakarta pada Senin (28/3).
BACA JUGA: IDI Pecat Terawan, Hasto Pastikan PDIP Tidak Tinggal Diam
Megawati lantas menceritakan pengalaman saat berdiskusi dengan ayahnya, Bung Karno.
"Saya bertanya pada ayah saya. Sebenarnya kalau berpolitik itu yang paling penting untuk rakyat sebetulnya apa, toh, bapak? Beliau dengan enteng mengatakan, yang namanya perut harus kenyang,” tutur Megawati.
Perempuan kelahiran Yogyakarta itu sempat mengira akan mendapatkan saran yang berat dari ayahnya untuk berpolitik.
Megawati pun mengaku pada saat itu belum sepenuhnya memahami maksud perkataan Soekarno soal perut harus kenyang tersebut.
Menurut Bu Mega -sapaan akrabnya, dia baru memahami ajaran Bung Karno tentang hal paling penting dalam berpolitik itu setelah dewasa.
"Saya dapat merasakan, kalau saya lapar saja untuk mengerjakan PR sekolah itu rasanya susah sekali,” tandas Megawati. (mcr9/fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ternyata Ini Penyebab Elektabilitas Partai Gerindra Meningkat
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Dea Hardianingsih