jpnn.com, JAKARTA - Gejolak internal di Golkar ternyata belum berhenti meski sudah ada ketua umum dan kepengurusan baru. Bahkan, gejolak di pohon beringin hitam itu juga terpicu kekecewaan para politikus Golkar yang tak masuk dalam kepengurusan di bawah pimpinan Airlangga Hartaryo.
Politikus Golkar Aziz Sumual mengungkapkan, banyak kader di internal partainya yang kecewa dengan sikap Nusron Wahid. Menurutnya, Nusron yang kini menjadi ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Jawa dan Kalimantan ingin menyingkirkan kader yang bermasalah dengan hukum.
BACA JUGA: Beginilah Cara Fredrich Berkomplot Halangi KPK Jerat Novanto
"Nusron ingin menyingkirkan orang bermasalah hukum dari Golkar," kata Aziz saat dihubungi, Kamis (8/2).
Aziz memahami niat Nusron yang ingin Golkar lebih baik. Sayangnya, kata Aziz menegaskan, Nusron juga terseret-seret dalam perjara yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
BACA JUGA: Sebaiknya Setnov Blak-blakan Jika Punya Bukti soal Ibas
"Nusron kan juga pernah disebut-sebut dalam persidangan. Jadi dia harusnya juga mundur dari Golkar. Padahal dia kan juga orang pertama yang minta Pak Novanto mundur," kata Aziz yang juga dikenal sebagai loyalis Setya Novanto.
Sebelumnya, nama Nusron muncul dalam persidangan terhadap Doddy Ariyanto Supeno, pegawai PT Artha Pratama Anugerah yang didakwa menyuap Edy Nasution selaku panitera PN Jakpus. Merujuk berkas acara pemeriksaan (BAP) atas nama Darmaji, terungkap bahwa Doddy merupakan orang kepercayaan petinggi Lippo Group, Eddy Sindoro dalam berbagai hal.
BACA JUGA: Didakwa Halangi KPK Jerat Setnov, Fredrich Bilang Begini
Darmaji merupakan sopir pribadi bagi Doddy. Dari BAP Darmaji itu pula terungkap pihak-pihak yang biasa didatangi Doddy untuk mengantar dokumen, barang dan uang.
Berdasar BAP, Darmaji mengaku pernah mengantarkan Doddy menyerahkan uang kepada Nusron Wahid yang kini menjadi kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Menurut Darmaji, penyerahan uang tersebut dilakukan di kantor GP Ansor.
Aziz menegaskan, jika mau konsisten soal slogan Golkar Bersih maka sebenarnya banyak elite Golkar saat ini yang tak pantas jadi pengurus di DPP. "Kalau mau tagline Golkar bersih, ya harus konsisten. Kenyataannya sekarang masih banyak pengurus Golkar yang bermasalah," kata Aziz.
Menurut Aziz, dirinya justru tak mau konsentrasi Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar menghadapi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 terganggu oleh kader bermasalah. Dia pun menantang kader-kader Golkar bermasalah untuk mundur dari partai demi konsistensi mengusung slogan.
"Bukan tidak mungkin satu atau dua minggu ke depan KPK tetapkan lagi tersangka pengurus Golkar sekarang," tuturnya.
Aziz menegaskan, Golkar harus fokus mengonsolidasi diri demi memenangkan Joko Widodo di Pemilu 2019. "Kami sudah harus siap tempur menangkan Pak Jokowi," tegas Aziz.(aim/gwn/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Halangi KPK Jerat Novanto, Fredrich Terancam 12 Tahun Bui
Redaktur & Reporter : Antoni