Ingatkah Elektabilitas Jokowi dan Anies Jelang Pilkada DKI?

Jumat, 20 Juli 2018 – 00:30 WIB
Prabowo Subianto, Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Said Salahudin mengatakan, hasil survei elektabilitas kandidat calon presiden sebelum ada penetapan capres – cawapres untuk Pilpres 2019, tidak bisa sepenuhnya menjadi acuan.

Karena itu, elektabilitas Prabowo Subianto yang masih tertinggal jauh dari Jokowi, tidak bisa menjadi alasan untuk mengatakan, percuma bagi Prabowo menantang kembali mantan rivalnya di Pilpres 2014 tersebut.

BACA JUGA: Ulama, Takmir Masjid dan Santri Makin Sreg Dukung Jokowi

"Sejauh yang saya pahami, survei yang dilakukan sebelum ada penetapan capres, itu sebagian angka elektabilitas seorang calon masih hinggap di calon yang lain," ujar Said di Jakarta, Kamis (19/7).

Menurut Said, ketika nama capres-cawapres sudah dipastikan, pada saat itulah angka elektabilitas yang tersebar di sejumlah calon yang gagal diusung, beralih ke calon yang akan benar-benar bertanding.

BACA JUGA: Prabowo - Anies Berpeluang Besar Mengalahkan Jokowi

"Selain itu, elektabilitas pasca-penetapan calon pun masih belum menjadi jaminan," ucapnya.

BACA JUGA: Prabowo - AHY Bisa Moncer Tekuk Jokowi di Pilpres 2019

Said kemudian mencontohkan elektabilitas Jokowi saat maju sebagai calon Gubernur DKI 2012 lalu dan Anies Baswedan yang maju sebagai cagub DKI 2017, berada di bawah lawan politiknya.

BACA JUGA: Bunuh Diri Jika Prabowo tak Jadi Capres dari Gerindra

"Tapi faktanya, merekalah yang menjadi juara. Jadi, mengukur peluang pencalonan dan peluang kemenangan Prabowo saat ini hanya dengan melihat elektabilitas hasil survei adalah kalkulasi yang simplifikatif," pungkas Said. (gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketum PAN Susah Dampingi Prabowo, Ini Sandungannya


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler