Ingatkan Pemerintah Tak Mudah Percaya Polisi Malaysia

Sabtu, 15 September 2012 – 01:13 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Taufik Kurniawan berharap pemerintah tidak mudah percaya pada keterangan Polisi Diraja Malaysia, terkait tewasnya lima Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga terlibat aksi perampokan. Karenanya, pemerintah diharapkan bisa bertindak proaktif menindaklanjuti tewasnya lima WNI di Perak, Malaysia itu.

"Kita harapkan Kedubes di Malaysia dan Kemenakertrans menyelidiki persoalan ini lebih lanjut. Pastikan apakah TKI itu memang  terlibat tidakan kriminal atau tidak," kata Taufik di Jakarta, Jumat (14/9).

Pimpinan DPR yang membidangi kesejahteraan rakyat itu menambahkan, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) maupun Polri juga harus segera turun tangan. BNP2TKI, kata Taufik, perlu memastikan status lima korban yang disebut-sebut TKI ilegal karena masuk Malaysia dengan visa turus.

Sedangkan Polri, lanjut Taufik, bisa menggunakan jalur sesama penegak hukum untuk mengetahui catatan kepolisian tentang kelima korban. "Harus klarifikasi ke Polisi Diraja Malaysia, terkait dengan kriminal atau tidak," cetusnya.

Meski demikian Taufik berharap hubungan diplomatik antara Indonesia-Malaysia bisa memperjelas masalah tersebut. "Kenapa sampai ada masalah penembakan itu," ucapnya.

Lebih lanjut Taufik yang juga Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, jika ternyata kelima korban tewas itu tidak melakukan tindakan kriminal maka Kepolisian Diraja Malaysia harus mempertanggungjawabkannya. "Jangan sampai dianggap seolah ada pembiaran. Harus dicek secara menyeluruh dengan penyelidikan. Kalaupun memang terlibat kriminal, harusnya ada pendampingan hukum," ucapnya.

Namun demikian Taufik juga mengingatkan perlunya pembekalan kepada para calon TKI. Harapannya, agar ketika sudah ditempatkan di luar negeri tidak melakukan tindakan kriminal.

"Pembekalan itu perlu. Jangan sampai mereka yang sudah dikirim melakukan itu (aksi kriminal). Jangankan di negara luar, di sini pun kalau lakukan kriminal harus ditindak sesuai hukum berlaku," tegasnya.

Seperti diketahui, lima WNI yang tewas itu adalah Osnan alias Simon, Diden, Hamid, Muhammad Noh dan Joni. Simon, Diden, Hamid dan Joni adalah warga Batam, Kepulauan Riau. Sedangkan Muhammad Noh adalah warga Probolinggo, Jawa Timur.

Kelimanya ditembak mati pada Jumat (7/9) lalu. Pihak Polisi Diraja Malaysia menyebut kelimanya ditembak mati karena terlibat aksi perampokan.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersandera Elit Tua, Rekrutmen Politik Mandek

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler