Ingatkan Polri, Gatot Nurmantyo Sebut KAMI Punya Jutaan Anggota

Minggu, 18 Oktober 2020 – 16:41 WIB
Gatot Nurmantyo semasa masih menjabat Panglima TNI bersama pengusaha Tommy Winata saat melepas harimau sumatera bernama Mulli (anak gadis) di Tambling, Pesisir Barat, Lampung. Foto: Puspen TNI

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyesalkan langkah Bareskrim Polri menangkap sejumlah aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Salah satu presidium KAMI itu menilai penangkapan tersebut terkesan dipaksakan.

BACA JUGA: Usai Ditolak Kapolri Idham Azis, Gatot dan Din Syamsuddin Cs Diminta Siap-siap

"Saya menyesalkan penangkapan pengurus KAMI yang terkesan sangat dipaksakan," kata Gatot dalam kanal Refly Harun di YouTube yang dikutip pada hari ini (18/10).

Oleh karena itu, Gatot mengimbau Polri bertindak profesional dalam melindungi masyarakat maupun menjaga keamanan dan ketertiban umum.

BACA JUGA: Status Tersangka untuk Aktivis KAMI Bikin Bang Ray Geleng Kepala

Alumnus Akmil 1982 itu menegaskan, tugas polisi bukan menangkap aktivis yang lantang mengkritisi pemerintah.

"Saya mengimbau agar Kepolisian Republik Indonesia bertindak profesional karena masyarakat sudah cerdas. Masyarakat melaksanakan pengawasan terhadap kinerja kepolisian," ucapnya.  

BACA JUGA: Percakapan di Grup WA KAMI: Besok Wajib Bawa Bom Molotov

Meski begitu, Gatot mengaku menghormati proses hukum yang sedang berjalan terhada para aktivis KAMI. Menurutnya, KAMI akan memberikan pendampingan kepada aktivisnya yang ditangkap polisi.

"KAMI menghormati proses hukum yang dilakukan kepolisian. KAMI akan melakukan pendampingan sampai tuntas," terangnya.

Dalam video itu Gatot juga menegaskan bahwa KAMI tidak ikut dalam demo menolak Omnibus Law Cipta Kerja, apalagi mengajak pedemo bertindak anarkistis. Sebab, apa pun yang menjadi keputusan KAMI pasti ditandatangani oleh tiga presidium.

Di luar itu, kata Gatot, aspirasi yang disampaikan secara perorangan bukan atas nama KAMI.

"Kalau semua dikaitkan dengan KAMI, ya enggak bisa begitu juga. KAMI ini anggotanya jutaan, nanti kalau ada yang maling dibilang KAMI, rampok dibilang KAMI, enggak fair itu namanya," sambungnya.(esy/jpnn)

 

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler