JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanudin menegaskan, meletusnya kerusuhan di Sampang, Jawa Timur belum tentu karena kelalaian intelijen. Dia menjelaskan, intelijen di era reformasi dan orde baru tidak sama.
Menurut Hasanuddin, orba intelijen Orde Baru bisa menjadi eksekutor yang melakukan tindakan atau kegiatan operasional yang boleh "melakukan" apapun. Sementara di era demokrasi, intelijen sebatas hanya mencari, mengumpulkan, menganalisa dan menyimpulkan informasi.
"Kesimpulan informasi itu diberikan kepada para eksekutor yakni pada level daerah seperti gubernur, bupati, wali kota, Kapolres, Dandim dan lain-lain untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan yang tepat," kata Hasanuddin di Jakarta, Selasa (28/8).
Mantan Sekretaris Militer Kepresidenan itu menjelaskan, dalam kasus Sampang ada tiga kemungkinan terkait kerja intelijen. Pertama, bisa jadi intelijen sudah bekerja dengan profesional dan kemudian menyampaikannya kepada eksekutor "Tapi eksekutor tidak merespon dan tidak menindaklanjuti hasil temuan tersebut," ucapnya.
Kemungkinan kedua, aparat intelejen bekerja tak optimal karena lemahnya kemampuan dalam mengumpulkan dan menganalisa data, sehingga saran yang disampaikan ke eksekutor keliru. "Dan eksekutor-pun keliru dalam membuat keputusan," tegasnya.
Kemungkinan ketiga, bisa jadi tidak adanya koordinasi antara aparat intel dengan pemerintah sehingga dua belah pihak berjalan sendiri-sendiri. "Sebaiknya pemerintah segera membentuk tim evaluasi dari kasus ini untuk dijadikan perbaikan dalam menangani konflik-konflik yang akan datang," kata politisi PDI Perjuangan itu.
Karenanya Hasanuddin mengingatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak mengumbar retorika dengan menurunkan menteri-menterinya ke Sampang. "SBY harus lebih serius menangani konflik-konflik yang terjadi di daerah lainnya, jangan hanya di Sampang," desak pensiunan TNI dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal itu.
Seperti diketahui, kekerasan di Sampang dialami komunitas Syi’ah di Dusun Nangkernang, Desa Karanggayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Minggu, (26/8). Akibat insiden itu satu orang dari pihak Syiah meninggal dunia.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Periksa Dua Hakim Tipikor Semarang
Redaktur : Tim Redaksi