jpnn.com, SENTUL - Presiden Joko Widodo meminta kepada aparat penegak hukum bersama dengan TNI agresif serta responsif dalam melihat masalah di tengah-tengah masyarakat.
Pria yang akrab disapa Jokowi itu tidak ingin aparat penegak hukum dan TNI lengah, baru bergerak setelah terjadi masalah.
BACA JUGA: Minta Kepala Daerah tak Usah Rajin Buat Perda, Jokowi: Negara Ini Sudah Banyak Peraturan
"Saya titip pada kesempatan yang baik ini, kalau ada persoalan hukum dan itu sudah kelihatan di awal-awal, preventif dulu, diingatkan dulu. Jangan ditunggu, kemudian peristiwa terjadi," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forkompinda di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Rabu (13/11).
Presiden Jokowi mengingatkan bahwa interaksi antarmanusia saat ini sangat mudah. Hal itu bahkan banyak mengubah perilaku manusia sehingga penegak hukum dan TNI harus berhati-hati menangani peristiwa sekecil apa pun.
BACA JUGA: Presiden Jokowi: Jangan Menggigit Orang yang Benar
"Saya titip kepada jajaran TNI-Polri, melihat sekecil apa pun peristiwa jangan menggampangkan. Dunia penuh dengan ketidakpuasan. Di Hongkong, lima bulan demo setiap hari, sekarang menuju resesi dari sebelumnya ekonomi sangat bagus. Tetapi karena urusan ekstradisi kasus-kasus hukum bisa ditarik ke Cina daratan, mereka tidak mau, urusan yang sebetulnya tidak diperkirakan," kata Jokowi.
Mantan gubernur DKI Jakarta ini juga menceritakan konflik di Chile. Hanya karena kenaikan tarif transportasi empat persen, terjadi gelombang demontrasi yang besar-besaran. Pada bulan ini, menurut Jokowi, aktivitas pemerintahan Chile mengalami kesulitan.
"Kemudian di Bolivia karena sengketa pemilu yang tidak ditangani dengan baik, akhirnya Presiden Evo Morales mundur. Dan contoh discontent di negara lain yang mulai banyak muncul. Hati-hati menangani hal yang kecil, yang kalau kita tidak sensitif bisa melebar ke mana-mana," jelas Jokowi. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga