Ya, peluang Chelsea memang belum habis di Liga Champions, tetapi dengan kekalahan 1-3 (1-2) dari Napoli di San Paolo, kemarin dini hari, peluangnya menipis. Mereka kudu menang 2-0 atau lebih pada second leg di Stanford Bridge, 14 Maret nanti.
Chelsea lebih dulu unggul pada menit ke-27 melalui gol Juan Mata memanfaatkan kesalahan bek Napoli Paolo Cannavaro mengantisipasi bola. Tetapi, Napoli membalikkan keadaan dengan dua gol Ezequiel Lavezzi di menit ke-38 dan 65 dan gol Edinson Cavani di menit ke-45.
"Malam yang sangat berat, pertandingan sulit, dan lapangan susah dikuasai. Anda bisa lihat kami selalu terpeleset. Mengecewakan karena sebenarnya kami bisa mengatasi umpan-umpan panjang mereka," kata kata Gary Cahill yang melakoni debutnya di Liga Champions, kepada Sky Sport.
Gagapnya pertahanan Chelsea dan garangnya trio Lavezzi, Cavani, Hamsik membuat Chelsea pulang dengan kepala tertunduk. "Sulit sekali menjaga mereka. Mereka bertiga pemain fantastis dan mereka terus menekan kami sepanjang laga," kata Cahill.
Terlepas dari John Terry yang cedera, opsi yang diambil manajer Chelsea Andre Villas Boas di benteng pertahanan jadi tanda tanya besar. Dia meninggalkan Ashley Cole di bench dan memainkan Jose Bosingwa di bek kiri.
Mulanya Boas beralasan Cole cedera. Belakang terkuak rumor bahwa Cole dan Frank Lampard ditepikan karena mengkritik taktik Boas. "Saya datang ke klub ini untuk meraih trofi, tapi itu tidak bisa dilakukan dengan taktik Anda," kritik Cole, kepada Boas, seperti diklaim The Sun.
Panasnya ruang ganti bermula dari ketidaksukaan Cole dan Lampard atas strategi Boas. Cole bahkan menyatakan dia merasa bermain seperti robot. Tidak diberikan kebebasan. Boas kemudian membalas dengan mengatakan, "Kamu membuat masalah ini jadi masalah pribadi."
Situasi yang berbahaya bagi Boas. Bukan rahasia lagi bila Liga Champions menjadi impian owner Roman Abramovich. Selain itu, selama ini para pemain Chelsea punya kekuatan merayu Abramovich, sepertinya yang mereka mendepak Luiz Felipe Scolari.
Makanya, tersiar kabar posisi Boas dalam ancaman. "Saya tegaskan, saya masih mendapatkan dukungan penuh dari owner. Saya pastikan saya masih duduk di bench ketika Chelsea bermain di second leg," terang Boas, seperti dikutip Daily Mail.
Terlepas dari kursi panas yang diduduki Boas, kekalahan Chelsea itu membuat tradisi Inggris yang biasanya dominan di fase knock-out luntur. Mereka terancam tanpa wakil di perempat final. Bila terjadi, maka itu adalah prestasi terburuk sejak 1995-1996.
Ketika Inggris bersedih, Italia gegap gempita. Mereka berjaya dengan performa Milan dan Napoli. Buat Napoli, itu adalah hasil yang fantastis di kala pelatihnya Walter Mazzarri sedang menjalani hukuman dan tidak bisa menemani di tepi lapangan.
"Hotel saya hanya berjarak 25 menit dari stadion. Kota Naples sangat sepi dan mudah bagi saya menuju stadion," sesal Mazzarri, seperti dilansir Football Italia.
Sempat cemas di depan layar televisi karena tertinggal lebih dulu, Mazzarri kemudian lega di akhir laga. Hanya, dia tetap belum puas. "Kami punya banyak peluang dan memalukan Christian Maggio gagal mencetak gol keempat," ketus Mazzarri.
Namun, dia menegaskan bila perjuangan belum selesai. Mereka hanya berharap paling tidak kalah tidak lebih dari satu gol agar tetap lolos. "Kami bisa lebih tenang, tetapi belum saatnya benar-benar merasa tenang," jelas Mazzarri. (ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Langsung Menekan, Pantang Beri Kesempatan
Redaktur : Tim Redaksi